BACA JUGA:Kasat Narkoba Polres Karawang Positif Sabu, Kini Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara
“Kalau di dalam literatur masuk jenis ular dataran tinggi, tapi pada saat ditemukan di Curug Cikoleangkak berada di ketinggian sekitar 565 m dpl dan ini masih di dataran menengah. Kami temukan waktu itu sedang makan anak katak atau kecebong,” Jelas Deby.
Seperti diketahui ular naga jawa adalah ular jenis kecil pemakan ikan dan katak atau kodok serta biasa ditemui di dataran tinggi 1000 m dpl.
Ular naga jawa juga merupakan satwa yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Jika iklim atau agroklimat berubah maka ular naga jawa ini akan gampang stress dan mati.
Dalam IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List status konservasi Xenodermus javanicus masuk dalam kategori LR atau Least Concern, atau memilki resiko kepunahan yang rendah. Namun dari keterangan Deby Sugiri, ular naga jawa yang unik ini sudah susah ditemui di alam liar. Jika memperlakukan Xenodermus javanicus sebagai indikator ekologi, juga melihat karakter ularnya, masih ditemukan di sekitaran Curug Cikoleangkak ini mengidikasikan ekosistem di sekitar Curug Cikoleangkak masih bagus.
“Namun jika ekosistemnya berubah, misalnya banyak alihfungsi lahan hutan atau penebangan pohon yang masif dan mempengaruhi kelembabpan kawasan di sekitar habitat hidup ular naga jawa, maka populasinya akan menurun atau hilang".
Sementara, Uce Sukendar Kepala Divisi Konservasi Keanekaragaman Hayati (DKKH) Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) membenarkan temuan ular naga jawa di Pegunungan Sanggabuana ini.
“Satwa unik ini menambah daftar keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana yang sedang kami kaji untuk bahan usulan perubahan status kawasan Pegunungan Sanggabuana menjadi Kawasan Pelestarian alam dalam bentuk Taman Nasional. Ternyata mitos ular naga penunggu Sanggabuana memang benar ada, bukan ular naga dalam cerita mitologi seperti di film Eragon, tetapi bener-bener ular dari jenis Xenodermus javanicus.
Sebelumnya SCF sudah merilis temuan hasil eksplorasinya di Pegunungan Sanggabuana Jawa Barat.
Dalam release SCF, Pegunungan Sanggabuana merupakan habitat dari 5 jenis primata, yang 3 diantaranya merupakan primata endemik jawa, dan 1 endemik Jawa Barat.
151 jenis burung dari 52 family juga sudah teridentifikasi oleh tim Sanggabuana Wildlife Expedition. Pada tahun ini, SCF juga merilis video macan tutul jawa dan macan kumbang (Panthera pardus melas) yang berhasil terekam oleh kamera trap yang dipasang oleh tim SCF di Pegunungan Sanggabuana selama satu tahun.