JAKARTA, DISWYA.ID-Ribuan massa Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) melakukan Aksi Bela Rakyat (AKBAR) 411 di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Jumat 4 November 2022.
Habib Rizieq Shihab atau HRS dikabarkan hadir di lokasi namun urung dan digantikan oleh 4 mantunya.
Mereka adalah, Suami dari Putri Pertama HRS Muhammad Alwi bin Sumaith, Suami dari putri ketiga HRS Habib Hamid bin Abdurahman Alatas, Suami dari Putri Keempat HRS Muhammad Irfan Al Idris dan Suami dari Putri kelima HRS Muhammad Hadi Al Habsyi.
BACA JUGA:Habib Bahar bin Smith Bebas Murni Temui HRS Langsung Bahas KM 50
Salah satu mantu HRS pun kemudian didapuk untuk berorasi di hadapan massa. Dengan berapi-api menantu dari putri ketiga HRS itu melakukan orasi bahwasanya apa yang dituntut terhadap pemerintah bukan untuk kepentingan habaib, kiai, ulama atau tokoh melainkan untuk kepentingan rakyat.
Tampak juga di lokasi Ketua PA 212 Slamet Maarif, Ketua FPI Muhammad Husein Alatas, Habib Alwy bin Sumaith.
Ketua FPI Habib Muhammad Husein Alatas mengatakan, aksi ini dilakukan karena menganggap Presiden Jokowi telah gagal menjalankan roda pemerintahan. Jokowi dituntut mundur secara legowo sesuai dengan TAP MPR.
Massa datang mengenakan dengan pakaian serba putih. Massa tampak membawa sejumlah poster dan spanduk. Ada juga yang membawa poster bergambar Habib Rizieq Shihab.
BACA JUGA:Gus Nur Beberkan Fitnah pada HRS Saat Ferdy Sambo Dipecat, Singgung Kesamaan Kasus KM 50
Sebelumya mereka melaksanakan shalat Jumat bersama di Masjid Istiqlal.
Mereka mengepung Istana Kepresiden walau tahu presiden tak ada di tempat.
Yel-yel dan takbir sesekali terdengar dari kerumunan massa. Di lokasi tempat para tokoh berkumpul terdengar shalawat yang diiringi tabuhan gendang.
Orator berteriak lantang di atas mobil komando. "Kita berjuang bersama, ayo teman-teman merapat bersatu semua, tunjukkan hari ini umat islam kembali bersatu untuk menyelematkan Indonesia, satu komando, bersatu," teriak orator yang disauti massa.
Tak lama kemudian, Habib Muhammad Husein Alatas mengambil alih komando dan mulai berorasi. Samar-samar terdengar dalam orasi, sang orator berteriak lantang tentang ratusan orang yang meninggal akibat penyakit Gagal Ginjal, kenaikan harga dan
Dalam aksi, selain menuntut Presiden Jokowi untuk mundur, massa GNPR juga menuntut Turunkan harga BBM , Turunkan harga bahan pokok dan tegakkan supermasi hukum.