Ia juga memberikan beberapa tips dalam menjaga dan memahami rekam jejak digital, yaitu; 1) Selalu unggah hal positif, 2) Cermat dan jeli menganalisis di aktivitas internet, 3) Berpikir kembali sebelum mengunggah postingan, 4) Melakukan verifikasi dalam menerima dan menyebarkan informasi.
“Kesimpulannya, jejak digital ini akan selalu ada. Untuk itu, ketika kamu membangun sebuah akun di media sosial, kamu punya pilihan rekam jejak seperti apa yang ingin kamu bangun dan tinggalkan?” tegasnya.
BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Kembali Anjlok Imbas Ketidakpastian Tiongkok
Pemaparan materi berikutnya dilanjutkan oleh Jawara Internet Sehat Jabodetabek, Tiara Lestari, mengenai kecakapan digital.
Digitalisasi membuka peluang dan kesempatan yang sangat luas untuk menghasilkan produktivitas.
Seperti munculnya beragam profesi dan bidang usaha baru seperti content creator, software engineering, social media specialist, dan lain sebagainya.
Kesempatan itulah yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan sumber penghasilan. Kuncinya adalah kemauan untuk belajar.
"Di era digital ini, untuk menjadi orang yang produktif, kita harus menguasai Critical Thinking, Creativity, Communication dan Collaboration. Bisa membedakan mana informasi yang benar dan salah, berpikir kreatif untuk membaca peluang dan kesempatan, komunikasi yang efektif dan berkolaborasi untuk mengembangkan produktivitas," tambahnya.
Materi ketiga disampaikan oleh Wahyudi dari Pandu Digital Madya Indonesia, tentang Etika
Berinteraksi melalui Media Sosial di Ruang Digital.
Etika di ruang digital adalah kemampuan menyadari, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital netiket.
Karena dalam ruang digital, kita berinteraksi dengan beragam manusia dengan macam-macam budaya.
"Di dalam ruang digital, usahakan tidak menggunakan huruf kapital dalam berinteraksi. Hargai
hak cipta dan privasi orang lain, dan jangan menggunakan kata-kata yang kurang baik karena
kita berinteraksi dengan manusia yang sama-sama punya perasaan seperti kita," ujar Wahyudi.
Materi terakhir disampaikan oleh Rinda Cahyana, anggota Pandu Digital Madya Indonesia.