JAKARTA, DISWAY.ID-– Dua tahun lebih pandemi Covid-19, varian virus ini terus bermutasi dengan yang paling terbaru adalah varian XBB.
Sudah ada 24 negara yang melaporkan bahwa warganya terjangkit varian virus Covid-19 tersebut.
Salah satu yang paling parah adalah Singapura dengan banyak warganya yang harus dirawat di rumah sakit.
BACA JUGA:Cara Akses Layanan ISOMAN Kemenkes, Obat Covid-19 Gratis di Apotek Kimia Farma
BACA JUGA:Kasus Covid-19 Meningkat Drastis, Masyarakat Diimbau Segera Vaksin Booster
Sementara di Indonesia, Jakarta dilaporkan sudah masuk angka 106,63 per 100.000 orang. Dengan grafik menanjak tersebut, PPKM bisa ikut dinaikkan ke level 3.
Covid-19 varian XBB pertama kali muncul di Indonesia setelah seorang wanita dilaporkan positif pada 26 September.
Dia mengaku baru saja melakukan perjalanan dari Lombok. Pada 3 Oktober, dia kembali melakukan tes dan sudah dinyatakan sembuh.
Juru Bicara Covid-19, Reisa Broto Asmoro menyatakan bahwa XBB merupakan mutasi dari varian-varian yang ada sehingga tingkat fatalitasnya pun lebih rendah sebagaimana dikutip Disway.id dari Antara.
BACA JUGA:Covid-19 Kembali Melonjak, Pemerintah Perpanjang PPKM Level 1 Hingga 5 Desember
BACA JUGA:Dokter Reisa Ungkap Covid-19 XBB Lebih Cepat Menular, Berikut Penjelasannya
Dari penelitian yang dilakukan pemerintah, kebanyakan pasien positif Covid-19 varian XBB mengeluhkan gejala seperti batuk, hidung berair, demam, kelelahan, sakit kepala, nyeri persendian dan merasakan kedinginan.
Menurut Reisa, varian XBB ini menyerang sistem pernafasan bagian atas sehingga biasanya membuat orang yang terpapar merasakan mual dan muntah-muntah.
Selain itu, orang yang terpapar pun biasanya mengalami kesulitan untuk bernafas.
Meski, tingkat fatalitasnya rendah, Covid-19 varian XBB disebut memiliki karakter unik yaitu transmisinya yang sangat cepat.