JAKARTA, DISWAY.ID - Indonesian Police Watch (IPW) menyoroti hembusan isu setoran dana tambang yang menyeret nama Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Dengan begitu, IPW mendesak agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Khusus. Berdasarkan pengakuan Ismail Bolong, Komjen Agus diduga menerima setoran uang Rp 6 milyar.
Lantas IPW mendesak agar Komjen Agus sebaiknya dinonaktifkan dulu.
"Untuk efektivitas kerja Timsus, Kapolri untuk sementara segera menon aktifkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto," tulis keterangan pers IPW diterima pada 17 November 2022.
BACA JUGA:DPO Selama 2 Tahun, Penjambret yang Tewaskan Seorang Wanita di Tambora Berhasil Ditangkap
Indonesia Police Watch (IPW) menilai tayangan Ismail Bolong yang meminta maaf dan tidak pernah bertemu Kabareskrim Komjen Agus Andrianto diduga keras muncul akibat adanya tekanan pihak tertentu.
"Isu setoran dana Perlindungan Tambang Ilegal dapat makin menjatuhkan citra Polri di masyarakat," tulis keterangan.
Kegelisahan IPW semakin menguat karena video pengakuan Ismail Bolong itu munculkan kode para jenderal saling sandra.
BACA JUGA:Hujan Guyur DKI Jakarta, BPBD DKI Catat 2 Ruas Jalan Dan 2 RT Tergenang Air
"Sebab, dengan adanya pembelaan diri Ismail Bolong setelah munculnya video viral bahwa anggota polisi di Polresta Samarinda tersebut diduga memberikan uang langsung ke Kabareskrim dengan total Rp 6 Miliar memunculkan sinyalemen saling sandera antara para jenderal nyata terjadi," sambung keterangan tersenut.
Menurut IPW, Pengakuan Ismail Bolong itu, oleh Propam Polri jaman Ferdy Sambo menjadi Kadiv Propam memang disimpan sebagai alat sandera.
Hal ini menjadi nyata saat kelompok Ferdy Sambo masuk jurang dengan adanya kasus "Duren Tiga"
BACA JUGA:Sekeluarga yang Tewas di Kalideres Diduga Anut Sekte Aneh, Polisi Temukan Beragam Buku Ajaran Agama
Sehingga pengakuan terakhir Ismail Bolong sebagai serangan lanjutan dengan menyatakan dirinya saat itu ditekan oleh karopaminal Brigjen Hendra Kurniawan untuk mengakui soal uang setoran buat Kabareskrim Polri. Pembuatan videonya diakui dilakukan pada bulan Februari 2022.