Menanggapi kejadian ini, The Supreme Committee for the Delivery and Legacy of the World Cup langsung menyampaikan respon berupa permintaan maaf.
Mereka memastikan akan meminta para petugas untuk bersikap lebih fleksibel meski aturan-aturan hukum di Qatar lebih ketat dibanding negara-negara yang menjadi peserta Piala Dunia 2022 Qatar.
“Saya rasa pesan dari petinggi Qatar tidak sampai pada seluruh petugas. Maka dari itu, kita bisa menyatakan bahwa ada kesalahpahaman di situasi ini,” ujar Tantholdt yang mengaku sudah menerima permintaan maaf.
BACA JUGA:Alasan Thomas Doll Jagokan Brasil di Piala Dunia 2022 Selain Negaranya Sendiri
“Tapi ini juga menjelaskan seperti apa berada di Qatar. Anda bisa diserang atau diancam saat sedang meliput sebagai media yang bebas. Ini bukanlah negara yang bebas dan demokratis,” ujarnya pada media Norwegia, NRK.*