Kurang perhatian di rumah
Anak-anak memiliki kemampuan menyerap apa yang terjadi di rumah dengan sangat cepat.
Contohnya, apabila orang tua bercerai atau selalu bertengkar, anak akan merasa diabaikan. Oleh karena itu, anak akan mencari cara lain agar bisa diperhatikan.
Ingin populer
Orang yang melakukan bully biasanya mencari popularitas di sekolah. Beberapa malah ingin menjadi pemimpin kelasnya dengan menunjukkan kekuatannya atas orang yang lebih lemah darinya.
BACA JUGA:Pelaku Pelecehan Seksual Siswi SD di Cipete Beraksi 2 Kali Berujung Ditangkap Polisi
Efek menyaksikan bully
Anak yang menyaksikan bully berpotensi menjadi pelaku atau korban. Bully terjadi karena adanya perilaku mencontoh.
Anak-anak berada di fase mencontoh apa yang mereka lihat. Misalkan akibat bully tidak diselesaikan dengan baik di sekolah, mereka akan terpengaruh dan melakukan tindakan serupa.
Perlakuan saudara
Cara saudara memperlakukan satu sama lain di rumah berpengaruh besar pada mental anak. Ada kecenderungan anak yang lebih tua melakukan bully pada yang lebih muda.
Hal itu mempengaruhi pola pikir anak sehingga ingin menindas orang yang menurutnya lebih lemah. Celakanya, masalah yang berakar dari rumah itu terbawa ke sekolah.
BACA JUGA:Sosok Penembak Brigadir J Selain Bharada E Dibongkar, Ridwan Rhekynellson: Bukan Tembak-menembak!
Tidak menerima perbedaan
Alasan seseorang menjadi korban bully adalah adanya perbedaan dari fisik, ras, jenis kelamin, disabilitas, agama dan orientasi seksual.
Para pelaku bully tidak bisa menerima perbedaan tersebut apabila tidak diperkenalkan oleh lingkungan sekitar.