Setelah mengenyam pendidikan jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia pada tahun 1973, lalu melanjutkan ke Advanced Painting di Universitas Minnesota, Amerika Serikat.
Pada tahun 1988, ia mengikuti Painting Course pada Royal College of Art di London, Britania Raya dan Astari telah meraih penghargaan, di antaranya Philip Morris Indonesian Art Awards VI (1999).
Astari menerima bintang penghargaan Madara Horseman-1st Degree dari Presiden Bulgaria, Rumen Radev pada 25 Juni 2020.
BACA JUGA:Isu LGBT Geger di Bogor, Diduga Ada Event Penyuka Sesama Jenis, Benarkah?
BACA JUGA:Catat! Jika Biaya Hidup Penerima KIP Kuliah Dipotong Segera Laporkan! Begini Caranya
Dalam berkarya, Astari sangat fokus pada kehidupan perempuan Indonesia yang dibentuk oleh berbagai faktor di lingkungan sosial.
Sebagian besar karyanya mengangkat tema dan alunan modernisasi, demokratisasi, globalisasi, dan kebebasan hidup urban yang bertentangan dengan budaya patriarki dan komunitas yang mengakar di kalangan perempuan Indonesia.
Benda sehari-hari yang mencirikan perempuan, seperti tas tangan, menjadi motif yang sering digunakan Astari dalam seni pahatnya salah satuya melalui karya patung ‘La Vie En Rose’ (2006) yang menampilkan tas tangan penuh bunga mawar dan pistol.
BACA JUGA:Sinopsis Episode 1 Serial Dokumenter Harry dan Meghan, Pertama Kali Berkenalan Lewat Instagram
BACA JUGA:Segini Harga Xiaomi 13 dan 13 Pro dengan Spesifikasi Gahar, Kapan Meluncur di Indonesia?
Karya-Karya Sri Astari Rasjid
Berlandaskam budaya Jawa, karya Sri Astari Rasjid menciptakan corak tersendiri dalam seni rupa kontemporer Indonesia dan merupakan seniman pertama yang menjadi duta besar Indonesia.
Dalam kesehariannya Astari mempraktikkan diplomasi dalam semangat seni yang secara harmonis serta memadukan keberadaannya sebagai seniman dengan tugas kenegaraannya sebagai seorang duta besar mewakili Indonesia untuk Bulgaria, Makedonia Utara. dan Albania.
Selama tiga dekade, Astari membaca ulang budaya Jawa dan membentuknya dari perspektif masa kini.
Karya-karya Astari sebenarnya meliput siklus hidup Astari sendiri, mulai dari ilustrasi kehidupan perempuan Jawa di bawah penindasan patriarki hingga kebebasan di zaman modern.
Sehingga karya-karya yang muncul dari waktu ke waktu terasa seperti detak jantungnya, yang terkait dengan zaman dan irama penting negeri ini.