JAKARTA, DISWAY.ID - Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk menolak secara tegas ultimatum Rusia untuk menyerahkan Mariupol.
Kota pelabuhan yang berada di selatan negara itu saat ini telah dikepung dan dibombardir dalam beberapa hari terakhir oleh tentara Rusia.
"Tidak ada pertanyaan atau hal yang patut dipertanyakan soal menyerah dan meletakkan senjata," kata Vereshchuk, kepada media lokal Pravda, seperti dikutip dari Reuters, Senin 21 Maret 2022.
BACA JUGA:Rusia Terus Bombardir Ibu Kota Ukraina, Satu Warga Tewas
"Kami telah memberitahukan pihak Rusia terkait hal ini," sambungnya
Vereshchuk juga mengecam aksi Moskow yang memaksa warga Mariupol dievakuasi ke wilayah Rusia tanpa persetujuan.
"Pembukaan koridor kemanusiaan hanyalah manipulasi belaka Rusia," ujarnya.
BACA JUGA:Libas Real Madrid 4-0, Aubameyang Jadi Pahlawan Kemenangan Bercelona
Sebelumnya, Rusia meminta warga Ukraina di Mariupol untuk menyerah, Minggu 20 Maret 2022.
"Letakkan senjata Anda," kata Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia.
"Bencana kemanusiaan yang mengerikan semakin berkembang. Semua orang yang meletakkan senjata dijamin bisa keluar dari Mariupol dengan aman," imbuhnya.
BACA JUGA:Juara All-England 2022, Jokowi: Saya Menyampaikan Selamat Kepada Fikri/Bagas
Dalam kesempatan itu, Mizintsev juga menyampaikan koridor kemanusiaan untuk warga sipil bakal dibuka ke arah timur dan barat Mariupol pada pukul 10.00 waktu Moskow, Senin 21 Maret 2022.
Selain itu, Mizintsev mengklaim pihaknya telah mengevakuasi 59.304 penduduk di kota Mariupol.
"Sebanyak 330.686 warga telah dibawa pergi dari Ukraina sejak invasi dimulai," ungkapnya.