“Dana kelolaan tersebut digunakan untuk menjalankan program program yang meliputi pemberian dukungan untuk program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, serta program promosi dan kemitraan,” jelas Eddy.
Eddy juga memaparkan, seluruh kegiatan prioritas yang dilakukan oleh BPDPKS ditujukan dalam rangka pengembangan kelapa sawit berkelanjutan dengan tujuan utama menjaga stabilisasi harga dan efisiensi biaya produksi yang dilakukan melalui penciptaan kualitas produk yang unggul.
BACA JUGA:Pasukan Kocar-Kacir dan Kelaparan, Rusia Bakal Bangun Dua Pangakalan Militer di Ukraina
BACA JUGA:Polda Banten Resmikan Gedung PJR Ditlantas dan Rumah Susun Satbrimob
Serta kepastian supply, kepastian pasar dan tersedianya infrastruktur yang mendukung, utamanya untuk melakukan transformasi kesejahteraan rakyat melalui industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
Menurut Eddy, capaian seluruh program yang dilaksanakan oleh BPDPKS ini, yang pertama yaitu kinerja program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
“Sejak tahun 2016 sampai dengan 2022, realisasi penyaluran dana PSR seluas 273.666Ha untuk 120.168 pekebun dengan dana mencapai Rp7,52triliun yang tersebar di 21 Provinsi di Indonesia. Capaian di tahun 2022 ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya disebabkan kendala terhadap pemenuhan persyaratan keterangan tidak berada di Kawasan hutan dan Kawasan lindung gambut serta keterangan tidak berada di lahan HGU” paparnya.
BACA JUGA:Ruang Kerjanya Digeledah KPK, Gubernur Khofifah dan Wagub Emil Dardak Mengaku Akan Kooperatif
BACA JUGA:Baru! Download Game Sigma FF Size Kecil Cuma 11 MB, Review Youtuber Bikin Tepok Jidat
Disisi lain, Program Insentif Biodiesel yang telah diimplementasikan sejak tahun 2015 bertujuan untuk menjaga stabilitas harga CPO, mendorong kemandirian dan ketahanan energi nasional, pengurangan emisi gas rumah kaca dan penghematan devisa yang berasal dari berkurangnya impor solar, hingga tahun 2022, telah menyalurkan volume biodiesel sebesar 42,98juta KL dengan dana biodiesel yang telah dibayarkan sejumlah Rp144,59triliun.
“Pemerintah berhasil secara konsisten mempertahankan penerapan program mandatori biodiesel melalui masa pandemi dan gejolak harga minyak dunia, bahkan di tahun 2022 telah bersiap untuk implementasi B35” lanjutnya.
Selanjutnya, kinerja program penelitian dan pengembangan dimana sejak tahun 2015 hingga 2022 telah mendanai 279 riset yang melibatkan 950 peneliti di 78 lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia dengan dana yang telah disalurkan mencapai Rp501,2miliar.
BACA JUGA:Gubernur Khofifah Sebut Penyidik KPK Bawa Flashdisk dari Kantor Sekda
BACA JUGA:Saksi Ahli Hukum Pidana Ingatkan Pentingnya Motif Untuk Diungkap di Sidang Kasus Sambo
Di tahun 2022 ini, BPDPKS lebih selektif dalam pendanaan dengan prioritas riset-riset yang berpotensi untuk mencapai komersialisasi dan dapat dimanfaatkan langsung oleh industri.
“Salah satu Inovasi unggulan dari program litbang untuk peningkatan konsumsi dalam negeri dan nilai tambah kelapa sawit yaitu reka cipta Bensin Sawit (Bensa) dengan RON 110 dan Minyak Makan Sehat. Peneliti Riset ini yang berasal dari ITB, dinobatkan sebagai Innovator of the Year of Sustainable Energy pada perhelatan People of The Year 2022 Metro TV” tegas Eddy.