JAKARTA, DISWAY.ID - Program Kartu Prakerja 2023 gelombang 48 bakal diselenggarakan secara online, offline, maupun gabungan.
Adapun pelatihan offline akan dimulai di 10 provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
"Kartu Prakerja akan mulai dilakukan dengan skema normal pada tahun ini, bukan semi bansos seperti sebelumnya," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto belum lama ini.
BACA JUGA:Rian Mahendra Sesumbar Gak Bakal Kembali ke PO Haryanto, Haji Haryanto: Pintu Rumah Selalu Terbuka!
Dengan diubahnya skema program kartu prakkerja 2023, peserta penerima bantuan seperti bantuan subsidi upah (BSU) bantuan produktif usaha mikro (BPUM), dan program keluarga harapan (PKH) bisa menjadi peserta Kartu Prakerja 2023
"Karena ini untuk re-training dan re-skilling, bukan bansos lagi, penerima bantuan seperti subsidi upah, BPUM, PKH, boleh menjadi peserta Kartu Prakerja," terangnya.
Airlangga menyebutkan, bahwa pada program Kartu Prakerja tahun ini memiliki target peserta sebanyak 1 juta orang.
Mengutip laman resmi @prakerja.go.id, Desember 2022 lalu, Airlangga Hartarto mengatakan program tersebut diarahkan kepada usia produktif yakni 18-64 tahun.
"Angka ini lebih tinggi dibanding target 2022, yakni 569 ribu peserta," ujarnya.
"Oleh karena itu, anggaran program Kartu Prakerja 2023 perlu ditambah Rp1,7 triliun menjadi Rp4,37 triliun," sambungnya.
BACA JUGA:Master Letnan
Airlangga menambahkan, bantuan Kartu Prakerja tahun ini adalah sebesar Rp4,2 juta per peserta, naik dari sebelumnya sebesar Rp3,55 juta.
Namun, insentif yang diterima peserta lebih rendah karena anggaran besar diberikan untuk biaya pelatihan kerja.
"Rincian bantuan Rp4,2 juta terdiri dari biaya pelatihan sebesar Rp3,5 juta, transportasi Rp600 ribu yang akan diberikan sebanyak satu kali, serta insentif survei sebesar Rp100 ribu untuk dua kali pengisian survei," pungkasnya.
Kapan Kartu Prakerja 2023 Gelombang 48 Dibuka?