JAKARTA, DISWAY.ID - Terdakwa Putri Candrawathi dinilai mengarang cerita oleh Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu saat menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dalam lanjutan sidang pembunuhan berencana Brigadir Yosua pada hari Rabu kemarin, Putri Candrawathi mengaku pernah ditanya oleh tim Psikologi LPSK secara tendensius mengenai hubungan khusus dengan Brigadir Yosua.
Putri Candrawathi yang merupakan istri Ferdy Sambo mengungkap, bahwa saat setelah pembunuhan Brigadir Yosua terjadi, Putri mengaku diperiksa oleh Psikolog dan Psikiater LPSK.
BACA JUGA:Rian Mahendra Damprat Netizen yang Singgung ‘Anak Durhaka’: Kakeamu Ngomong Angger Jeplak
BACA JUGA:Lukas Enembe Tak Gunakan Pesawat Garuda Diprotes Keluarga, KPK: Mending Siapkan Pembelaan
Atas pernyataan Putri Candrawathi tersebut, Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu buka suara dan mengatakan jika Putri Candrawathi yang mengalami halusinasi tingkat tinggi saat memberikan keterangan di Persidangan lanjutan pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan.
"Dia (Putri Candrawathi) Halu," ujar Edwin dalam Keteranganya, Jumat 13 Januari 2023.
Edwin mengatakan, pihaknya mempunyai rekaman video apa saja pertanyaan dan jawaban yang sudah didapatkan oleh Putri Candrawathi saat proses pengajuan perlindungan ke LPSK.
BACA JUGA:Polri Usut Tuntas Kasus Remaja Bunuh Bocah 11 Tahun untuk Dijual Ginjalnya
BACA JUGA:Pengakuan Teman Perempuan Pelaku Mutilasi Bekasi, Singgung Status Hubungan
Pihak LPSK sendiri mempunyai barang bukti yang kuat soal pertanyaan oleh tim LPSK kepada Putri mengenai dugaan perselingkuhan dengan Yosua itu ‘tidak ada’.
"Kami ada rekaman video proses assesmen itu. Pertanyaan itu (soal dugaan perselingkuhan dengan Yosua) tidak ada," Tegas Edwin.
Dengan barang bukti yang kuat Edwin memberikan pertanyaan yang saat itu disampaikan oleh tim Asesmen LPSK saat datang ke rumah pribadi Putri di Saguling, Jakarta Selatan, Daftar pertanyaan sebagai berikut:
- Apakah permohonan perlindungan diajukan atas inisiatif PC (Putri Candrawathi) sendiri?
- Apakah ada dari pihak keluarga yang biusa dampingi proses pemeriksaan (asesmen)?
- Apakah ingin pemeriksaan dijadwal ulang?
- Apa yang dirasa PC sebagai terduga korban pelecehan?
- Bagaimana pencabulan terjadi?
- Ditanya apakah PC merasa sendirian?
- Apa yang membuat PC merasa malu?