Karena itu, Arif pun mencoba melihat olah TKP. Dia melihat petigas Puslabfor Polri sedang memasang benang di area penembakan.
"Berikutnya Pak Ferdy Sambo menelepon kami," ucap Arif
Kala itu, kenang Arif, Ferdy Sambo sangat marah.
"Menelepon menanyakan hal yang sama, tetapi sudah dengan nada marah. 'Mereka tidak tahu itu rumah saya di situ, apa mereka tidak punya tata krama, tidak izin ke saya'. Ya, saya (jawab, red) siap, siap saja," kata Arif menirukan ucapan Sambo.
Arif pun hanya berdiam ketika Ferdy Sambo meluapkan amarahnya. "Enggak tahu itu rumah saya, kemudian telepon kaya dimatikan begitu. Saya lalu menunggu di garasi karena bisa melihat ke dalam (melalui) jendela," tutur Arif Rachman.