JAKARTA, DISWAY. ID - Di tengah musim penghujan, wilayah Jabodetabek justru dilanda kondisi cuaca yang panas terik.
Kondisi ini pun terjadi di beberapa belakangan hari ini yang mana intensitas hujan tampak menurun dari pada bulan Desember 2022 lalu.
Tentu cuaca panas terik ini membuat sebagian masyarakat Jabodetabek bertanya-tanya penyebab dari berubahan cuaca yang signifikan ini. Oleh karena itu, pihak dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun menanggapinya.
BACA JUGA:'Angkat Koper'! 16.990 ASN Bakal Hijrah ke IKN pada 2024
Prakirawan Cuaca BMKG, Ayudya Puspita Santi Putri menjelaskan cuaca panas terik yang terjadi di tengah musim penghujan ini karena cuaca cerah yang mendominasi sedangkan tingkat perawanan beberapa hari ini terpantau rendah.
Dengan kondisi cuaca dan perawanan yang seperti itu, mengakibatkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi menjadi lebih optimal.
"Mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi dan menyebabkan kondisi suhu udara yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari," ujar Prakirawan Cuaca BMKG, Ayudya Puspita Santi Putri saat dihubungi Disway.id, Sabtu, 14 Januari 2023.
Namun, kondisi cuaca tersebut tidak akan berlangsung lama karena berdasarkan hasil dari BMKG, wilayah Jabodetabek terpantau hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
BACA JUGA:Keunggulan KTP Digital Dengan Pengguna Tembus 590 Ribu Orang
Adapun dampak yang dirasakan oleh masyarakat pada cuaca panas terik ini, dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.
"Perbanyak minum, jika kita tidak cukup minum maka bisa mengakibatkan dehidrasi," imbuhnya.
Selama cuaca panas terik ini, pihak BMKG pun menghimbau kepada masyarakat, terutama yang tengah beraktivitas di luar ruangan, untuk lebih menjaga stamina tubuh.
"Bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari dan juga pada warga yang akan melaksanakan perjalanan sehingga tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," tandasnya.