Sejak saat itu juga, Gucci semakin percaya diri untuk lebih melebarkan sayapnya di dunia bisnis fashion.
Bamboo Bag yang Fenomenal
Pada tahun 1921, Gucci dengan semangatnya untuk sukses mulai membangun sebuah butik kecil di Florence. Dalam dua tahun pertama, Gucci berhasil menarik perhatian kalangan papan atas dengan banyaknya artis-artis yang mampir ke butik Gucci saat berkunjung di kota tersebut.
Bahkan disebut-sebut, butik milik Gucci justru menjadi pusat tas kulit mewah di daerah tersebut.
Pada saat itu, Gucci memang sudah mematok harga mahal untuk produk-produk tas kulit miliknya karena memang dibuat dari kulit buaya asli.
Hingga tiba di tahun 1937, Gucci sempat menggegerkan dunia fashion kala itu dengan merilis produk tas bambu atau Bamboo Bag.
BACA JUGA:Intip 5 Brand Fashion Lokal Indonesia yang Mendunia, Kamu Sudah Punya?
Lagi-lagi, mungkin karena kecintaannya pada kuda, ia mendesain tas khusus berkuda dengan pegangannya yang terbuat dari bambu.
Mulai dari masyarakat menengah hingga kalangan atas berburu produk tersebut karena memang saat itu aktivitas berkuda masih menjadi tren sebelum bermunculannya kendaraan bermobil seperti saat ini.
Bahkan hingga saat ini, produk tas bambu itu masih terus diproduksi dan menjadi salah satu koleksi Gucci yang fenomenal.
Drama Keluarga
Sebuah perusahaan brand terkenal di dunia bernama Gucci ini sempat mengalami “drama” keluarga yang membuat reputasinya buruk. Perusahaan berjalan mulus hingga tahun 70-an, namun mulai tahun 1980, Group Gucci mulai dirundung perselisihan keluarga yang membawa perusahaan di ambang kehancuran.
Setelah kematian Rodolfo pada tahun 1983, anak laki-lakinya yang bernama Maurizio Gucci mulai mengambil alih perusahaan dan memecat pamannya, Aldo, yang harus dihukum penjara karena menghindari pajak.
Seperti perkiraan para petinggi Gucci pada masa itu, Maurizio tidak membawa keberuntungan bagi perusahaan dan justru dinilai sebagai presiden yang tidak berhasil.
Ia mendapatkan tekanan dari berbagai pihak untuk menjual perusahaan tersebut ke Investcorp, sebuah perusahaan di Bahrain. Dan akhirnya pada tahun 1993, ia terpaksa menjual seluruh sahamnya yang tersisa.
Karena pada tahun 1995, publik dibuat heboh dengan terbunuhnya generasi ketiga Gucci tersebut di Milan.