Joko Tingkir dan Shalawat Asyghil

Senin 13-02-2023,04:00 WIB
Oleh: Arif Afandi

Ketika menyebut presiden dan ibu negara, ia tampak penuh tawaduk sambil merangkul. Seperti seorang tuan rumah yang penuh akhlak sedang mempersilakan tamu terhormatnya untuk masuk ke rumah. 

“Pak Jokowi dan Ibu, sugeng rawuh, selamat datang di abad kedua Nahdlatul Ulama,” katanya santun.

Setelah menyapa para kiai, para nyai, para ulama, dan para undangan serta hadirin semua, ia mengubah intonasi ketika menyapa Banser.

“Banser! Selamat datang di abad kedua Nahdlatul Ulama,” katanya menggelegar. 

Hal yang sama disampaikan kepada Muslimat, Fatayat, Pagarnusa, Ishari, Banom-Banom, dan kader NU lainnya.

Yang istimewa, ia tidak hanya menyapa Indonesia yang dianggap sebagai titik tolak masa depan yang lebih mulia bagi umat manusia. Tapi juga menyapa dunia. 

Sapaan ini mencerminkan visi kuat yang akan diperjuangan NU dalam abad kedua ini. Ia sapa Indonesia dan dunia dalam intonasi ajakan.

“Dunia! Selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama. O Universe, welcome to the 2nd century of Nahdlatul Ulama,” katanya dengan intonasi yang dalam. 

Gus Staquf mengawali pidatonya dengan mengatakan bahwa seabad yang telah dilalui NU merupakan satu abad riyadlah dan abad tirakat dari para wali, kiai, dan pecinta NU. 

Mereka yang dalam keadaan apapun tidak pernah berhenti meyakini bahwa berkah Nahdlatul Ulama adalah bekal masa depan yang lebih mulia bagi kita semua. 

Hasilnya?

“Tirakat satu abad menjelma berkah raksasa, tirakat satu abad mendigdayakan Nahdlatul Ulama,” tegasnya.

Gus Staquf pun juga telah melalui laku tirakat amat lama. Baik saat masih belajar sampai setelah ia memimpin perahu besar dengan ratusan juta ummat. 

Dalam tirakatnya itu, ia yakin jika ditakdirkan untuk memimpin NU dalam lintasan masa. Yakin bahwa NU didirikan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari sebagai organisasi yang akan menentukan peradaban dunia.

Ia menjadi pemimpin NU yang punya keyakinan diri melebihi Gus Dur. Ia menjadi nakhoda para ulama dengan kalkulasi politik melebihi KH Idham Chalid. Dan ia layak memimpin NU di awal abad kedua perjalanan Ormas Islam ini.

Diluar dugaan pula, Rais Aam Kiai Miftahul Achyar yang menyampaikan pidato iftitah sebelumnya juga tampil dengan sangat kuat. Memberi landasan moril bagi Gus Staquf berikutnya.

Kategori :