JAKARTA, DISWAY.ID – Menjaga kualitas bahan bakar salah satu hal yang sangat penting dikarenakan akan terkait dengan usia pakai dan peforma mesin kendaraan.
Dalam menjaga kualitas bahan bakar khususnya Biosolar atau Bahan Bakar Nabati (BBN), Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Ditjen Migas Kementerian ESDM terus melakukan kajian untuk memastikan Biosolar B30 dan Biosolar B35 terjaga kualitasnya.
Beberapa kategori yang menajadi fokus dari Lemigas di antarnya melakukan pengakajian terhadap beberapa aspek di antaranya higroskopis, efek pelarutan, stabilititas oksidasi dan potensi prespitasi.
Dalam meningkatkan kualitas dari Biosolar B35 salah satunya dengan menggunakan aditif.
BACA JUGA:Keterlibatan Kuat Maruf Dalam Penembakan Brigadir Yosua Diungkap Hakim
Adapun aditif yang digunakan adalah cold-flow improver atau CFI yang dicampurkan pada Biosolar B35 untuk memperbaiki karakteristik bahan bakar B35.
Ariana Soemanto selaku Kepala Lemigas juga menjelaskan selain menggunakan atitif, pihaknya juga melakukan uji dan analisis menggunakan sistem filtrasi diantaranya Filter Blocking Tendency (FBT) dan Particle Sizing and Counting (Cleanliness).
Pengujian yang dilakukan di Laboratorium Bahan Bakar dan Aviasi Aplikasi Produk Lemigas ini untuk melihat kemungkinan penyumbatan terhadap filter bahan bakar kendaraan.
Dari hasil pengujian dicatat berupa jumlah partikel pada setiap ukuran (<4 um, <6 um dan <14 um) serta kode cleanliness yang mengacu pada ISO 4406.
BACA JUGA:Kuat Maruf Ajukan Banding Setelah Divonis 15 Tahun Penjara
BACA JUGA:Daus Mini Digugat Cerai Istri, Akui Berselingkuh
Kedua parameter uji digunakan sebagai evaluasi kualitas mutu bahan bakar pada kinerja sistem filtrasi dan potensi pemblokiran filter.
Pengujian Filter Blocking Tendency mengacu metode standar ASTM D2068 dengan menghitung tekanan dan laju alir bahan bakar yang menunjukkan nilai potensi pemblokiran filter.
Sementara itu dalam pengujian cleanliness mengacu metode standar ASTM D7619.