JAKARTA, DISWAY.ID-- Pada pertemuan Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss pada Senin, 27 Februari 2023, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mendesak negara-negara di dunia agar lebih kongkrit mendorong penghentian penggunaan senjata nuklir.
"Tanpa aksi nyata yang tegas, bencana nuklir hanya soal waktu, dan risiko ini semakin besar seiring menajamnya rivalitas antar-kekuatan besar," ujar Menlu Retno, Selasa, 28 Februari 2023.
Menurut Menlu Retno, tiga hal yang perlu dilakukan guna mendorong kemajuan perlucutan senjata nuklir.
Pertama adalah pentingnya untuk membangkitkan kembali kemauan politik.
"Harus ada aksi nyata yang dilakukan untuk mencapai perlucutan senjata nuklir. Fokus utama yang perlu didorong adalah Negative Security Assurances (NSA) yang mengikat secara hukum," jelasnya.
NSA adalah adanya jaminan bahwa negara pemilik senjata nuklir tidak akan menggunakan atau mengancam penggunaan senjata nuklir kepada negara non-pemilik senjata nuklir.
BACA JUGA:Korea Utara Lockdown Akibat Penyakit Misterius, Netizen: Senjata Nuklirnya Bocor!
Hal itu, kata Menlu Retno, akan menjadi insentif bagi negara-negara yang telah mematuhi kewajibannya di bawah Non-Proliferation Treaty serta meningkatkan rasa saling percaya antara negara pemilik dan non-pemilik senjata nuklir.
Kedua, perlu upaya untuk memperkuat arsitektur perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi.
"Ini antara lain dilakukan melalui universalisasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir. Indonesia saat ini tengah memfinalisasi proses ratifikasi, dan mengharapkan negara-negara lain untuk segera meratifikasinya," terangnya.
BACA JUGA:Kim Jong Un Umumkan Resolusi Korut 2023, Kembangkan Senjata Nuklir dan Rudal Penjelajah Benua
Selain itu, penggunaan nuklir untuk tujuan damai harus betul-betul dijaga agar tidak diselewengkan menjadi senjata.
Ketiga, Menlu Retno mendorong upaya untuk memfasilitasi kepatuhan terhadap zona bebas senjata nuklir.
Zona bebas senjata nuklir merupakan elemen penting dalam upaya mewujudkan perlucutan senjata nuklir global.