Menurut Afdal Makkuraga tingginya kebiasaan menggunakan motor mendorong gejala kurang bergerak atau populer disebut “Mager” di kalangan generasi muda.
"Penyakit “Mager” sudah menjadi perhatian serius badan kesehatan dunia (WHO) sejak tahun 2019," ujarnya.
"Hasil studi menujukkan bahwa 80 % siswa sekolah yang berusia 11-17 tahun gerak fisiknya kurang dari 60 menit dalam sehari," sambungnya.
Irmulan Sati mengusulkan agar dibuat gerakan “anti mager” dengan cara menggalakkan naik sepeda ke sekolah.
"Bila naik sepeda ke sekolah dijadikan sebagai gerakan anti mager maka tingkat polusi bisa turun," ujarnya.
Di Jepang dan Belanda menjadikan sepeda sebagai alat transportasi utama sehari-hari ini bagus kita contoh. Selain sehat juga menurunkan polusi udara” tuturnya.
Suraya menambahkan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan adalah tanggungjawab bersama. Permasalahan lingkungan hidup tidak bisa diselesaikan hanya dengan upaya penyelamatan dan tanggap terhadap bencana saja.
Untuk itu, diperlukan berbagai upaya meningkatkan kepedulian masyarakat – khususnya kepedulian generasi muda – untuk memelihara lingkungan hidup.