JAKARTA, DISWAY.ID - Bahaya kerusakan lingkungan sudah di depan mata. Sejumlah bencana yang terjadi akibat rusaknya lingkungan terjadi hampir setiap saat.
Sementara aksi nyata untuk mencegah kerusakan lingkungan belum menggembirakan, Untuk itu aksi nyata generasi muda sangat diperlukan guna menyelematkan bumi dari kerusakan lingkungan.
Demikian pokok pikiran yang mengemuka dari kegiatan Pengabdian Masyarakat (Community Services) yang diselenggarakan oleh Magister Ilmu Komunikasi Fikom Universitas Mercu Buana bekerjasama dengan University Sains Malaysia (USM) di SMKN 60 Jakarta Barat, Rabu 15 Maret 2023.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa hutan Indonesia sudah berkurang 956.258 hektare (ha) selama periode 2017-2021. Angka tersebut setara dengan 0,5% dari total luas daratan Indonesia.
Kualitas udara yang menjadi sumber kesehatan paru-paru juga mengalami kerusakan. Indonesia mendapatkan peringkat ke 17 sebagai negara paling berpolusi udara di dunia dengan dengan konsentrasi PM2,5 tertinggi yakni 34,3 μg/m3.
Dr.Rizki Briandana Wakil Rektor Non Akademik UMB memberikan sambutan saat pembukaan PPM di SMKN 60 Jakarta Barat-Istimewa-disway.id
Tak hanya itu, Indonesia juga mendapatkan peringkat pertama di Asia Tenggara sebagai negara yang berpolusi udara. Kota Jakarta mendapatkan peringkat ke 12, Surabaya ke 11, dan Bandung ke 13.
Ahmad Mulyana yang juga Dekan Fikom UMB mengatakan, bahwa penyebab makin turunnya kualitas udara di kota-kota besar di Indonesia adalah penggunaan kendaraan bermotor.
"orang tua bahkan menyediakan anaknya yang dibawah membawa motor ke sekolah padahal izin pengunaan kendaraan bermotor baru dibolehkan setelah anak berusia 17 tahun, ditambah lagi siswa malas berjalan kaki ke sekolah," kata Mulyana
Sedangkan hasil kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tahun 2021 menunjukkan bahwa sumber polusi terbesar di Ibu Kota adalah dari sektor transportasi untuk polutan PM2.5, NOx, dan CO.
Sementara kontributor kedua adalah industri pengolahan terutama untuk polutan SO2.
Temuan utama dari kajian tersebut adalah sektor transportasi yang merupakan sumber utama polusi udara, terutama untuk polutan NOx (72,40%), CO (96,36%), PM10 (57,99%), dan PM2.5 (67,03%).
Sementara itu sektor industri pengolahan menjadi sumber polusi terbesar untuk polutan SO2 (61,96%) dan merupakan kontributor terbesar kedua untuk NOx (11,49%), PM10 (33,9%), dan PMs2.5 (26,81%)