Timnas Israel mendapat penolakan keras dari berbagai elemen masyarakat di Indonesia untuk ikut Piala Dunia U-20-ilustrasi-Berbagai sumber
Ketika Indonesia ditarik dalam kualifikasi Piala Dunia 1958, mereka harus bermain melawan Israel dalam pertandingan playoff.
Namun, setelah mendapatkan tekanan dari negara-negara Arab dan dari dalam negeri, Presiden Soekarno memutuskan untuk menolak pertanding tersebut.
Dalam sebuah acara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Istora Senayan, Jakarta. Presiden Soekarno menyatakan bahwa Indonesia tidak akan pernah bermain sepak bola dengan Israel sampai Palestina merdeka.
Seperti apa kronologi penolakan Bung Karno terhadap Israel?
Seorang ajudan Bung Karno, Maulwi Salean menceritakan sejarah di balik penolakan keras Sukarno terhadap pertandingan bola antara Indonesia dengan Israel.
Hal ini terungkap dalam wawancaranya bersama dengan Historia pada 2014 lalu.
Maulwi bercerita bahwa Indonesia ada di Subgrup 1 saat di babak kualifikasi pada tahun 1957. Kala itu, Indonesia berhasil mengalahkan tim China dengan skor 2-0.
Namun, China membalas kekalahan tersebut dengan menciptakan skor 4-3 melawan Indonesia ketika bertanding di Beijing pada pertemuan kedua yang dihelat 2 Juni 1957.
Hasilnya, Indonesia dan China memainkan babak play-off yang berlangsung di Rangoon, Myanmar, pada 23 Juni 1957.
Pada pertandingan itu, Timnas Indonesia berhasil menahan imbang China dengan skor 0-0. Dengan hasil itu, Indonesia pun berhak lolos ke babak selanjutnya karena unggul agregat gol.
Sementara Israel, berhasil lolos ke babak pertama usai Turki mengundurkan diri di Subgrup 2. Alhasil, pemenang babak pertama dipecah menjadi dua yang membuat Indonesia dipertemukan oleh Israel.
Israel meminta pertandingan digelar dua leg yakni di Tel Aviv dan Jakarta. Namun, permintaan tersebut ditolak. PSSI sejatinya sempat meminta pertandingan digelar di tempat netral, tetapi ditolak oleh FIFA.
Sukarno pun akhirnya memilih mengundurkan diri daripada harus menghadapi Israel.