Dilalah, Linda mengaku kenal dengan bos pabrik sabu di Taiwan saat Teddy memerintah untuk berkomunikasi.
Bahkan, Linda mengaku, dia dan Teddy sudah tiga kali menemui bos pabrik sabu di Taiwan untuk melakukan sebuah kesepakatan.
"Betul. Jadi waktu saya gagal di Laut China, itu saya sudah minta maaf, katanya begini 'Kamu kenal nggak sama bandar di sana?', 'Ada Pak Teddy', Jadi saya ke sana ketemu dengan Mr X, waktu itu saya ketemu tiga kali di Taiwan dengan Pak Teddy," ujarnya.
Kuasa hukum kembali mempertegas pertanyaannya untuk memastikan kebenaran Linda dan Teddy kunjungi di Taiwan itu pabrik sabu.
"Oke berarti ke pabrik di Taiwan yang diungkap Pak Teddy dalam BAP-nya itu pabrik sabu?" Tanya kuasa hukum.
Mencengangkannya lagi, Linda mengaku tak ada orang lain yang tahu kunjungan mereka berdua ke Taiwan, selain hanya dirinya dan Teddy.
Hal tersebut, lanjut Linda, bisa dibuktikan lewat pemeriksaan paspor miliknya jika dirinya pernah datang ke Taiwan bersama Teddy Minahasa.
"Bisa ibu dibuktikan di paspor?" Tanya kuasa hukum.
"Paspornya ada silakan, pernah saya kasih kan saya pergi berdua tiga kali dengan Pak Teddy Minahasa," Jawab terdakwa Linda.
Todong Bos Pabrik Sabu Taiwan Rp 100 Miliar
Linda menjelaskan kepada Mejelis Hakim bahwa Teddy berupaya membuat perjanjian dengan bandar sabu Taiwan dan meminta fee Rp 100 miliar untuk meloloskan 1 ton sabu dari pabrik di Taiwan itu.
Linda mengatakan jika nanti sindikat sabu Taiwan akan mengirim sabu 2 Ton sabu ke Indonesia, 1 ton sabu akan sengaja di loloskan dan 1 ton sabu akan di tangkap, dimana deal antara Teddy dengan bandar sabu itu, Teddy meminta uang Rp 100 Milliar untuk sayu kalo lewat sabu 1 ton.
"Ya saya kasih telepon dulu ke sana, saya tanya dulu, contoh misal Mr X mau kirim ke Indonesia 1 ton, jadi 1 ton lewat, 1 ton kita tangkap. Tapi Pak Teddy nggak mau, jadi kalau 1 ton kirim ke sini, Pak Teddy minta fee 100 miliar. Jadi saya kesana ketemu dengan Mr X, waktu itu saya ketemu 3 kali di Taiwan dengan Pak Teddy," ujarnya
Linda mengatakan menjelaskan upaya pelolosan sabu 1 ton tersebut akihirnya tidak jadi disepakati lantaran sindikat tidak mampu membayarkan upeti kepada Teddy.