Nama “Dugderan” sendiri berasal dari kata “Dug” dan “Der”. Kata Dug diambil dari suara dari bedug masjid yang ditabuh berkali-kali sebagai tanda datangnya awal bulan Ramadhan. Sedangkan kata “Der” sendiri berasal dari suara dentuman meriam yang disulutkan bersamaan dengan tabuhan bedug.
Tradisi yang sudah berumur ratusan tahun ini terus bertahan ditengah perkembangan jaman. biasanya digelar kira-kira 1-2 minggu sebelum puasa dimulai.
Karena sudah berlangsung lama, tradisi Dugderan ini pun sudah menjadi semacam pesta rakyat.
Meski sudah jadi semacam pesta rakyat –berupa tari japin, arak-arakan (karnaval) hingga tabuh bedug oleh Walikota Semarang, tetapi proses ritual (pengumuman awal puasa) tetap menjadi puncak dugderan.
Untuk tetap mempertahankan suasana seperti pada jamannya, dentuman meriam kini biasanya diganti dengan suara-suara petasan atau bleduran.
Bleduran terbuat dari bongkahan batang pohon yang dilubangi bagian tengahnya, untuk menghasilkan suara seperti meriam biasanya diberi karbit yang kemudian disulut api.
Dandangan (Kudus, Jawa Tengah)
Perayaan tradisi ‘Dandangan’ merupakan sebuah tradisi di kota Kudus yang diadakan menjelang kedatangan bulan suci Ramadhan.
Dandangan merupakan pasar malam yang diadakan di sekitar Menara Kudus, sepanjang jalan Sunan Kudus, dan meluas ke lokasi-lokasi di sekitarnya.
Pada tradisi dandangan ini diperdagangkan beraneka ragam kebutuhan rumah tangga mulai dari peralatan rumah tangga, pakaian, sepatu, sandal, hiasan keramik, sampai dengan mainan anak-anak serta makan dan minuman.
Tradisi ini sudah ada sejak 450 tahu yang lalu atau tepatnya zaman Syeh Jakfar Shodiq (Sunan Kudus).
Pada saat itu, setiap menjelang bulan puasa, ratusan santri Sunan Kudus berkumpul di Masjid Menara menunggu pengumuman dari Sang Guru tentang awal puasa.
Para santri tidak hanya berasal dari Kota Kudus, tetapi juga dari daerah sekitarnya seperti Kendal, Semarang, Demak, Pati, Jepara, Rembang, bahkan sampai Tuban, Jawa Timur.
Karena banyaknya orang berkumpul, tradisi ‘Dandangan’ kemudian tidak sekadar menunggu pengumuman resmi dari Masjid Menara tentang awal puasa, tetapi juga dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di lokasi itu.
Megengan (Surabaya, Jawa Timur)