“Teman-teman sudah bisa memulai dari menggunakan gawai yang dimiliki, jadi tidak perlu pusing mikirin harus pakai
gear apa. Apalagi sekarang sudah banyak platform yang dilengkapi fitur-fitur untuk mengedit, salah satunya bisa pakai Spotify," tuturnya.
BACA JUGA:3 Varian Indomie yang Pernah Beredar di Pasaran, Pernah Cicipi Nggak Nih?
Sesi berikutnya dilanjutkan oleh Partnership Manager dari aplikasi Spotify Indonesia, Calvin Mongkol yang menyebutkan bahwa video podcast yang dibawakan dalam kelas hari ini tidak serta merta terjadi begitu saja.
“Kalau teman-teman lihat, video podcast muncul karena pasar hari ini menunjukkan kalau khalayak lebih suka visual oriented," kata Calvin.
"Sebenarnya bisa jadi potensi yang bisa teman-teman manfaatkan karena video podcast merupakan paket lengkap, dimana pasar bagi orang yang ingin mendengar audio saja dan pasar bagi orang-orang yang menyukai visual oriented,” ujarnya.
Calvin menekankan bahwa saat ini rasio video podcast sudah sangat fleksibel, dimana kualitas tidak akan terpotong walaupun ukuran file konten sangat besar. Format kanalnya pun sudah hampir sama seperti Instagram Stories.
“Bagi teman-teman yang sudah datang ke sini, sekarang sudah ada fitur podcast ini di Spotify atau aplikasi lainnya jadi boleh dimanfaatkan, mulai saja dulu apapun gear yang dimiliki, yang penting audionya terdengar
dengan jelas," tegasnya.
BACA JUGA:Ini Dia Albata, TK Montessori Islam Pertama di Surabaya
Praktek Produksi Konten Video Podcast dengan alat sederhana
Sesi selanjutnya merupakan praktik yang dipandu oleh Podcaster dan Konten kreator bidang teknologi, Wishnu Kumoro.
Dalam sesi ini, Wishnu menyampaikan bahwa podcast terdiri dari tiga jenis, yakni In-Studio Recording (podcast dengan peralatan lengkap yang dilakukan di dalam studio), Remote Interview (podcast dengan komunikasi dua arah yang dilakukan secara daring, contohnya perbincangan via Zoom), dan yang terakhir adalah Audio-Footage (podcast yang hanya berisi audio saja, namun bisa diberi grafis atau subtitle).
"Nah, ketiga kategori ini bisa dipilih oleh teman-teman semua. Podcast yang paling ideal untuk diproduksi itu tergantung tipe mana yang teman-teman ingin lakukan atau sesuai kemampuan teman-teman saja. Dalam In-studio Recording, harus ada set peralatan lengkap mulai dari kamera, mikrofon, dan lain sebagainya, inilah jenis podcast yang paling susah karena space-nya harus cukup serta lighting-nya harus mumpuni," tuturnya.
"Berikutnya ada Remote Interview yang sangat bergantung pada koneksi internet kencang dan stabil. Lalu, yang terakhir adalah Audio-Footage, yang mana merupakan podcast paling sederhana dan hanya memerlukan gawai untuk membuatnya," pungkasnya.