"Jadi itu sama-sama hisab, beda saudara. Jadi jangan kaget jadi enggak semua hisab itu lebarannya Jumat ada yang hisab lebarannya tetap Sabtu. Kenapa? karena berbeda di kriteria," imbuhnya lagi.
Pemerintah, sebut Habib Rizieq Shihab, saat ini menerapkan kriteria dengan parameter ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi minimal 6.4 derajat.
Dengan demikian, sekali pun ada saksi yang melihat bulan, tapi kesaksiannya belum tentu diterima pemerintah, karena bisa jadi belum sesuai syarat atau kriteria yang disepakati.
"Nah jadi bagaimana untuk mengambil kesimpulan ini sebagai penutup. Saya ingin sampaikan bagi masyarakat awam yang enggak ngerti hisab enggak, ngerti ya enggak ngerti falak, ikuti saja pengumuman pemerintah, selesai, enggak pusing," tegasnya.
Imam Besar Front Persaudaraan Islam, Habib Rizieq Shihab.-ibtv-
Sementara bagi yang mengerti ilmu hisab atau rukyah, kata Habib Rizieq, maka mereka punya hak untuk mengikuti metode hisabnya, dan tidak boleh diganggu oleh siapa pun termasuk oleh pemerintah sekali pun.
Sikap demikian menjadi bagian masyarakat belajar menikmati perbedaan.
Diketahui, ormas Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 H pada Jumat, 21 April 2023.
BACA JUGA:Puncak Arus Mudik, Garuda Indonesia Group Angkut 63.787 Pemudik
Warga Muhammadiyah mengakhiri puasa Ramadhan pada Kamis, 20 April 2023 ini dan melaksanakan Salat Idul Fitri keesokan harinya.
Sedangkan pemerintah untuk menetapkan 1 Syawal 1444 H, terlebih dahalu menggelar sidang isbat pada 20 April 2023 ini dengan memastikan hasil pantauan hilal di sejumlah tempat yang telah ditentukan.