PAPUA, DISWAY.ID-Gerakan Papua Merdeka atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau disebut Kelombok Kriminal Bersenjata (KKB) meminta intervensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kepala Urusan Luar Negeri & Ketua Dewan Diplomatik TPNPB-OPM atau Gerakan Papua Merdeka, Amatus Akouboo Douw mengatakan, pihaknya menyerukan PPB yang pernah membantu Ukraina untuk memberikan bantuan kepada TPNPB - OPM.
Hal ini diserukan TPNPB - OPM karena TNI telah menaikkan status menjadi siaga tempur alias bersiap perang.
Bersamaan dengan itu, Amatus mengatakan, TNI telah mengirimkan personel besar-besaran , dilengkapi dengan peralatan perang militer ke Ndugama.
Oleh sebab itu kata dia, TPNPB - OPM menyerukan kepada negara-negara yang tergabung dalam PBB-yang pernah membantu persenjataan Ukraina dalam perang melawan Rusia, untuk membantu TPNPB-OPM.
BACA JUGA:Korban ke-5 Penyerangan KKB Ditemukan Tewas, Panglima TNI Sampaikan Duka
"Kami juga menyerukan kepada negara-negara anggota PBB yang memberikan bantuan militer ke Ukraina, sekarang saatnya memberikan bantuan yang sama kepada TPNPB OPM untuk mencari jalan kemerdekaan Papua Barat," katanya.
Selain meminta intervensi PBB dalam perang melawan TNI, Amatus juga meminta bantuan senjata dari Pemerintah Australia dan Selandia Baru.
BACA JUGA:6 Prajurit TNI Korban Penyerangan KKB Papua Alami Trauma
"TPNPB OPM menyerukan kepada pemerintah Australia dan Selandia Baru untuk datang membantu kami dan mengirimkan tentara Australia dan Selandia Baru ke Papua dan memberikan senjata, amunisi, granat, roket, dan peralatan telekomunikasi," kata Amatus dalam keterangannya.
Menurut dia, Papua Barat diduduki secara ilegal oleh Indonesia. Resolusi PBB 2504 (XXIV) hanya mencatat laporan setelah “Act of Free Choice” palsu pada tahun 1969.
BACA JUGA:Panglima TNI Yudo Margono Ungkap Awal Mula 36 Prajurit Kontak Tembak dengan KKB
BACA JUGA:Panglima TNI Naikkan Status Operasi Papua : Kita Tingkatkan jadi Siaga Tempur !
Dimana militer Indonesia memilih 1026 hanya laki-laki Papua dari hampir 1 juta orang – hanya 0,1 persen – dari orang-orang yang dipaksa dibawa todongan senjata untuk memilih Indonesia.