Kriminal Harusnya Ditangani Polisi, Mantan Waka BIN Bicara Soal KKB Papua : Ndak Cocok Dihadapkan Operasi TNI

Kamis 27-04-2023,20:00 WIB
Reporter : Lebrina Uneputty
Editor : Lebrina Uneputty

JAKARTA, DISWAY.ID-Konflik hingga Penyerangan yang terjadi di Papua oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau yang dinamai pemerintah sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), telah menewaskan sejumlah prajurit TNI. 

Buntutnya, Panglima TNI akhirnya telah menaikkan status di Papua sebagai siaga tempur belum lama ini. 

Mantan Wakil Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Marsekal Muda TNI (Purnawirawan) Maroef Sjamsoeddin, angkat bicara soal status TNI - KKB saat ini. 


Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau disebut juga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) -Facebook-

BACA JUGA:TNI-Polri Bantah Gunakan Bom Untuk Bebaskan Kapten Pilot Susi Air, Polri: Itu Propaganda KKB Papua

Direktur Freeport Indonesia itu mengatakan, masalah yang terjadi di Papua adalah masalah dalam negeri. 

Dalam hal ini, jika namanya kelompok kriminal bersenjata (KKB) maka kriminal harusnya ditangani oleh polisi, bukan operasi militer. 

BACA JUGA:Warga Intan Jaya Bawa Busur dan Panah Usir KKB Papua, TNI: Mereka Resah Selalu Dijadikan Tameng

Sehingga, prajurit yang tewas lawan KKB, kata mantan Direktur Separatis BIN itu diduga gamang dalam bertugas dan tidak berani mengambil tindakan tegas, karena statusnya hanya membantu kepolisian. 

"Nah, kita pemerintah dalam hal ini dulu mengatakan kalau tidak salah gerakan pemberontakan senjata, gerakan separatis dan gerakan politik, nah sekarang menjadi kelompok kriminal. Saya punya pandangan, kalau kriminal, nda (tidak,red) cocok dihadapkan dengan operasi TNI. operasi militer, karena tni itu diatur oleh UU TNI sendiri. kalau kkb sebagai apa tni nya melakukan itu (operasi militer,red)," jelas Maroef dalam podcast akun youtube Abraham Samad Speak Up, Kamis 27 April 2023. 

BACA JUGA:Kepala Anggota Brimob Terkena Peluru KKB Papua

Menurut Maroef, seharusnya posisi TNI dalam konflik di Papua adalah membantu polisi. 

"Sedangkan prinsip battle field (medan perang, red), Kill or to be killed (bunuh atau dibunuh,red), sekarang kita karena membantu mungkin gamang juga barangkali prajurit ini di lapangan, takut pelanggaran HAM, karena ini operasi penegakkan hukum, betul gak itu sasaran itu orang -orang yang betul-betul kriminal, karena mereka tidak berseragam," jelasnya. 

Bahkan Maroef menduga, tak hanya prajurit, komandan di lapangan pun galau dalam mengambil tindakan terkait dengan status operasi tersebut. 

BACA JUGA:Warga Intan Jaya Bawa Busur dan Panah Usir KKB Papua, TNI: Mereka Resah Selalu Dijadikan Tameng

Kategori :