Dia menjelaskan, teknologi AI di 20 titik sebelumnya terbukti membantu efektifitas mengurai kemacetan hingga 20 persen, meski masih jauh dari target yakni 54 persen.
Sehingga dia optimis, efektifitas teknologi AI dapat mengurai kemacetan hingga 48 persen tahun ini.
BACA JUGA:Kepala BKKBN: Perempuan Anemia Berisiko Tinggi Lahirkan Bayi Stunting
BACA JUGA:Pendaftaran PPDB Banten Masih Ada Waktu, Login Link Ini Segera
"Memang target kami sebelumnya itu 54 persen. Target kami tahun ini bisa menurun ke 48 persen untuk kepadatan lalu lintas di Jakarta.
"Tapi dengan hasil 20 simpang, di mana terpantau bahwa penurunan tingkat kepadatan itu di angka hampi 20 persen, kami optimis itu bisa dicapai," bebernya.
Cara Kerja AI untuk Traffic Light
Teknologi AI kini dapat digunakan untuk segala macam hal, termasuk di dunia lalu lintas.
Traffic light atau kerap disebut lampu merah saat ini sudah tak lagi disetting dengan hitungan detik.
Berdasarkan informasi sejumlah sumber, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah bekerja sama dengan Google untuk menggunakan basis data internal mereka untuk mengatur arus lalu lintas di Ibu Kota.
BACA JUGA:AKBP Tri Suhartanto Diperiksa Divpropam Buntut Transaksi Rp 300 Miliar
BACA JUGA:Istri Rafael Alun Mulai Diperiksa KPK Terkait Kasus TPK dan TPPU Suaminya
Sejumlah persimpangan di Jakarta telah dipasang lampu lalu lintas dengan bantuan teknologi AI, yang dapat mengatur durasi berdasarkan kepadatan arus lalu lintas. AI akan mengukur dan menyesuaikan.
Jika terjadi kepadatan dan antrian panjang, maka AI akan memberikan durasi panjang saat terjadi lampu hijau hingga arus lalu lintas benar-benar kosong atau lengang.
Salah satu titik persimpangan yang sudah menggunakan teknologi AI ada di kawasan Kuningan, Jakarta Pusat, yang dikenal tingkat kepadatan kendaraan sangat tinggi.
Adanya seorang petugas di lapangan, selain melakukan penertiban secara langsung, juga kini kembali berlaku penindakan tilang manual agar pengendara tidak ceroboh saat di persimpangan.