MAKKAH, DiSWAY.ID-- Delegasi yang dipimpin Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh berkunjung ke kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat 7 Juli 2023.
Kehadiran Syed Saleh beserta 20 delagasi Tabung Haji, disambut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief beserta jajarannya.
Pertemuan dua pihak ini menjadi sarana saling bertukar informasi, termasuk tentang persoalan di Armina.
BACA JUGA:10 Liter Air Zamzam tak Sekaligus Diberikan ke Jemaah Haji, Begini Skema Distribusinya
Di antaranya 'curhat' masalah layanan Mashariq.
Di mana, Masyair menjadi salah satu isu dalam penyelenggaraan haji tahun ini seiring performa buruk layanan Mashariq saat fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).
Sejumlah persoalan muncul dalam rentang 8 – 13 Zulhijah, saat penyediaan layanan menjadi tanggung jawabnya.
Mashariq adalah nama Syarikah yang mendapat izin dari otoritas Saudi untuk memberikan layanan kepada jemaah selama di Armina.
Karenanya, Indonesia, Malaysia, dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya, menjalin kerja sama dengan Mashariq dalam penyediaan layanan jemaah haji.
“Malaysia juga menghadapi masalah yang sama di Masyair. Kami sudah mencoba meninjau kesiapan di Masyair bahkan sejak 20 hari sebelum wukuf, dan saat itu belum siap. Bahkan nampak Tim Mashariq baru mulai kerja. Kami selalu dijanjikan bahwa semua akan siap sebelum hari H. Namun, setelah ditinjau lagi sepekan kemudian, tidak jauh beda,” demikain Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh berbagi cerita terkait masalah yang dihadapi jemaahnya saat fase Armina.
BACA JUGA:BPKH Sambut Baik Indonesia Tahun 2024 Dapat 221.000 Kuota Haji
Informasi ini disampaikan Syed Saleh saat berkunjung ke kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat 7 Juli 2023.
Kehadiran Syed Saleh beserta 20 delagasi Tabung Haji, disambut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief beserta jajarannya.
Pertemuan dua pihak ini menjadi sarana saling bertukar informasi, termasuk tentang persoalan di Armina.
“Ada fasilitas yang tidak siap digunakan, air juga tidak cukup. Masalah air di Arafah menjadi isu cukup besar. Katering di Arafah juga lambat,” kenangnya.