JAKARTA, DISWAY.ID-Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang disebut menyembunyikan NII di balik Pondok Pesantren Al Zaytun atau Mahad Al Zaytun.
Panji Gumilang melarang siapapun membicarakan soal data NII maupun hal-hal tentang NII di Ponpes Al Zaytun, walaupun Panji Gumilang menerapkan NII itu sendiri.
Hal tersebut diungkap mantan pengawal Panji Gumilang, Maulana Malik Ibrahim yang bergabung NII sejak 1993-2003. Panji Gumilang sendiri dikenal sebagai Presiden NII bagi anggotanya. "Ia menisbatkan diri dia sebagai imam, Presiden NII," kata Maulana.
Maulana Malik Ibrahim mengatakan bahwa, di Al Zaytun tidak boleh bicara dan bawa data NII karena Al Zaytun adalah Ibukota NII.
"Jadi supaya steril jika ada penelitian atau investigasi tentang NII," kata Maulana kepada Disway.Id, Rabu 19 Juli 2023
BACA JUGA:Hubungan Panji Gumilang Dengan NII KW 9 dan Badan Intelijen Dibongkar Mahfud MD
Kendati begitu, Panji Gumilang kata Maulana menerapkan sistem dan hukum NII di dalam lingkungan Ponpes Al Zaytun.
"Tapi bila ada yang melakukan kesalahan di dalam ponpes alzaytun makan akan dihukum dengan hukum NII, bukan hukum NKRI, termasuk bayar denda yang UUD alias ujung ujungnya duit, bila tidak mampu bayar denda ya harus menjalani hukuman berupa sangsi yg cukup berat," katanya.
Maulana menjelaskan bahwa semua orang yang di dalam alzaytun kecuali santri adalah anggota NII.
BACA JUGA:Panji Gumilang Dilaporkan ke Polres Indramayu Terkait Dugaan Penyalahgunaan Zakat
Namun mayoritas santri disebut Maulana adalah anak dari orang tua yang menjadi anggota NII. "Hanya sedikit santri yang orang tuanya non NII."
Ia mengakui bahwa memang ajaran NII tidak diajarkan kepada santri. Tapi dipastikan kata Maulana, manajemen, pengurus dan civitas Al Zaytun semuanya adalah orang NII.
Direkrut NII, Dibawa ke Suatu Tempat dengan Mata Tertutup
Maulana lantas menceritakan awalnya dia direkrut menjadi anggota NII. Dengan mata tertutup ia dibawa ke suatu tempat untuk kaderisasi NII.