JAKARTA, DISWAY.ID - Alergi biasanya terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menjadi hiperaktif terhadap suatu zat yang pada dirinya sendiri tidak berbahaya, yang disebut alergen.
Zat eksternal yang memicu alergi disebut alergen. Paparan dapat terjadi ketika alergen dihirup, ditelan, disuntikkan atau bersentuhan dengan mata, saluran udara atau kulit.
Respons imun bukan karena sifat berbahaya dari alergen tetapi karena pengenalan yang salah dari zat tersebut sebagai berbahaya.
BACA JUGA:Ini 5 Obat Alergi Alami Mampu Ringankan Gejala, Salah Satunya Madu
Sistem kekebalan adalah bagian dari tubuh dan terdiri dari sel dan bahan kimianya, yang bekerja bersama untuk menjaga tubuh bebas dari agen yang merugikan seperti infeksi.
Pada orang tertentu, reaksi ini dipicu oleh serbuk sari, beberapa makanan, jamur tertentu yang disebut jamur, tungau debu, dan sengatan serangga.
Zat apa pun yang dikenali oleh sistem kekebalan adalah antigen.
Dalam kasus orang dengan alergi, alergen diambil oleh sel-sel tertentu, yang disebut sel penyaji antigen, yang memprosesnya dan memungkinkannya untuk dikenali oleh dan mengingatkan sistem kekebalan bawaan akan keberadaannya.
BACA JUGA:Gatal-gatal karena Alergi? Ini 4 Obat Alaminya
Ini menyebabkan aktivasi limfosit patroli (sejenis sel kekebalan) yang bersentuhan dengan antigen yang disajikan sel ini.
Pada orang non-alergi, ketika limfosit B mengenali bahwa ia baru saja menemukan antigen asing, ia kembali ke kelenjar getah bening yang terdekat dengan lokasinya saat ini dan berubah menjadi sel plasma.
Sel plasma adalah pabrik antibodi yang direkayasa untuk menghasilkan sejumlah besar IgE spesifik yang dibangun untuk mengunci antigen yang ditemui oleh limfosit-B.
Dengan demikian, limfosit B yang teraktivasi akhirnya mengeluarkan banjir antibodi IgE spesifik yang menempel pada sel mast atau basofil yang bersirkulasi yang mereka temui.
BACA JUGA:Pemerintah Tak Akan Alergi Kritik, Moeldoko: yang Penting Tema Kritikannya Jelas!
Dilansir dari laman NHS, Gejala reaksi alergi dapat meliputi: