Bahaya Balita Korban Bencana Sumatera Diberi Susu Formula, IDAI: Risiko Diare
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR, dr. Piprim Basarah Yanuarso.-Foto: Hasyim Ashari/Disway.id-
JAKARTA, DISWAY.ID - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan pernyataan soal aturan pelarangan distribusi susu formula (sufor) untuk bayi dan balita korban bencana yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Di tengah situasi darurat seperti banjir besar yang melanda beberapa wilayah di Sumatera baru-baru ini, IDAI menegaskan bahwa donasi dan penggunaan susu formula yang tidak terkontrol justru dapat menjadi ancaman nyata bagi nyawa bayi.
​Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR, dr. Piprim Basarah Yanuarso menjelaskan bahwa larangan pemberian susu formula di pengungsian bukan tanpa alasan medis yang kuat.
BACA JUGA:Huawei Matepad 12X Siap Meluncur 9 Januari 2026, Tablet PC-level dengan M-Pencil Pro Pertama
Masalah utamanya bukan pada kandungan susunya, melainkan pada buruknya sanitasi dan keterbatasan air bersih di lokasi bencana.
​DR, dr. Piprim Basarah Yanuarso menyoroti bahwa menyiapkan susu formula membutuhkan standar kebersihan yang tinggi, mulai dari air yang harus mendidih hingga sterilisasi botol.
Kondisi pengungsian yang kumuh membuat standar ini mustahil dipenuhi.
"Resiko penggunaan susu formula adalah higienitas di daerah bencana. Kita bisa membayangkan bagaimana mencuci botolnya, bagaimana merebus airnya dan seterusnya," ujar dr. Piprim kepada awak media, Senin 22 Desember 2025.
BACA JUGA:Jamnas YRFI ke-7, Gaungkan Keselamatan dan Solidaritas Komunitas di Yamaha Rev Festival
"Ini yang mungkin jadi masalah baru kalau kita galakkan, kemudian susu formula, risiko diare bisa jadi meningkat karena 'kan susah untuk mencari botol yang bersih bagaimana mensterilkan botol dan sebagainya," tambahnya.
​IDAI menyerukan kepada para relawan dan donatur agar tidak sembarangan mendistribusikan susu formula. Sebagai gantinya, bantuan harus difokuskan pada dukungan bagi ibu menyusui.
"Oleh karena itu opsi pertama yang harus kita lakukan adalah memang menggalakkan atau meneruskan pemberian ASI khususnya bagi bayi-bayi di masyarakat," tutur Piprim.
Selain itu, IDAI juga merekomendasikan pembangunan Dapur MPASI sebagai pengganti pemenuhan nutrisi bagi anak dan balita dampak bencana besar seperti di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
BACA JUGA:Menko AHY Tinjau Kesiapan Layanan ASDP di Pelabuhan Merak Jelang Nataru
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: