JAKARTA, DISWAY.ID - Badai Khanun dan El Nino adalah dua fenomena alam yang memiliki dampak signifikan pada cuaca dan lingkungan.
Meskipun keduanya melibatkan gangguan pada sistem atmosfer dan laut, mereka memiliki penyebab dan konsekuensi yang berbeda.
Khanun berarti nangka dalam bahasa Thailand. Topan itu menyambangi Okinawa pada hari Selasa lalu sambil membawa hujan lebat.
Pemerintah daerah Okinawa mencatat, dalam dua hari kedatangan Khanun itu, 31 persen rumah di Okinawa atau setara dengan 222.000 rumah mati listrik.
Media NHK melaporkan, ada 62 orang yang terluka akibat terkena dampak topan. Umumnya, mereka terluka terkena puing-puing atap bangunan yang melayang ditiup angin kencang.
Ada dua korban tewas, salah satu di antaranya adalah seorang laki-laki berumur 90 tahun yang tertimpa atap garasinya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan mendasar antara Badai Khanun dan El Nino.
1. Penyebab dan Pemicu:
Badai Khanun:
Badai Khanun adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada siklon tropis yang terbentuk di Samudera Pasifik Barat Laut, terutama di wilayah sekitar Kepulauan Filipina dan Jepang.
Siklon ini biasanya terbentuk selama musim badai tropis dan dipicu oleh perbedaan suhu permukaan laut yang signifikan serta faktor-faktor atmosfer seperti kelembaban udara dan angin.
El Nino:
El Nino adalah fenomena iklim global yang melibatkan peningkatan suhu permukaan laut di kawasan tengah dan timur Samudera Pasifik.
Ini terjadi ketika angin pasat yang normal (angin yang bergerak dari timur ke barat) melemah atau bahkan terbalik arahnya.
Ini dapat memicu perubahan besar dalam pola cuaca global, termasuk suhu tinggi, curah hujan yang tidak biasa, dan dampak yang signifikan pada ekosistem laut.