JAKARTA, DISWAY.ID - Sudah jelas bahwa makanan cepat saji tidak sehat untuk dikonsumsi, apalagi dimakan secara berlebihan.
Namun, bukan berarti jenis makanan ini kehilangan penggemarnya. Meski demikian, makanan cepat saji berkalori tinggi bukan merupakan pilihan yang sehat.
Bahkan, jika dikonsumsi secara berlebihan setiap hari, dapat memiliki efek buruk bagi kesehatan.
BACA JUGA:Ini Alasan Makanan Cepat Saji Bahaya Buat Tubuh Manusia, Catat 4 Efek Buruknya!
Melansir dari laman Eat This Not That, ada 5 efek samping yang mungkin terjadi jika mengonsumsi fast food dalam porsi besar secara rutin.
1. Meningkatkan Risiko Stroke
Makanan cepat saji yang dikonsumsi secara berlebihan dapat mengandung banyak sodium. Dalam jangka panjang, asupan sodium yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular dan stroke.
2. Bertambahnya Berat Badan
Makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan minuman bersoda dapat mengandung setidaknya 1.000 kalori atau lebih dalam satu kali makan. Jika mengonsumsi lebih banyak kalori dari yang dibutuhkan oleh tubuh setiap hari, maka berat badan akan bertambah.
BACA JUGA:Ikuti Caranya, 3 Latihan Efektif yang Mampu Meredakan Sakit Leher
3. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Studi peninjauan yang dipublikasikan menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali seminggu dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, sindrom metabolik, dan kematian akibat penyakit jantung koroner. Jika Anda memiliki pradiabetes, mengonsumsi makanan cepat saji tidak memberikan pola makan yang seimbang, seperti mengonsumsi sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.
4. Meningkatkan Kadar Kolesterol
Salah satu masalah dengan makanan cepat saji adalah tingginya kandungan lemak jenuh dalam satu kali makan. Batas maksimal lemak jenuh dalam pola makan harian yang direkomendasikan adalah 22 gram. Namun, dalam satu kali makan makanan cepat saji, dapat mengandung 75 persen atau bahkan lebih dari asupan lemak jenuh harian yang direkomendasikan. Asupan lemak jenuh yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan kolesterol LDL atau kolesterol jahat.
BACA JUGA:Solusi Hindari Dampak Polusi Udara Pada Kesehatan