Beasiswa ke Az-Zaitunah Tunisia, 1.500 Ikut Seleksi, 42 Diterima, Terbanyak dari Pesantren Bina Insan Mulia

Minggu 15-10-2023,12:50 WIB
Reporter : Tomy Gutomo
Editor : Tomy Gutomo

“Sahabat saya seperjuangan di Al-Azhar, ada yang menjadi duta besar, gubernur, rektor, pejabat kementerian, dosen, dan entah berapa ratus yang menjadi pengusaha di bidang ekspor-impor, umrah-haji, dan seterusnya,” papar kiai lulusan Al-Azhar dan Universitas Malaya ini.

Karena itu, kepada para santri yang hendak melanjutkan studi ke Timur Tengah, Kiai Imam Jazuli berpesan agar mereka punya cita-cita yang tinggi untuk perubahan bangsa ini.

“Kemarin saya tanya ke salah satu dari kalian soal apa targetnya ke Tunisia. Ternyata targetnya ingin melanjutkan majlis taklim miliki orangtuanya. Saya bilang, itu target kurang tinggi. Ganti targetmu. Misalnya, punya pesantren, punya sekolah, punya rumah sekolah, dan seterusnya,” papar beliau.

Khusus untuk calon mahasiswa Az-Zaitunah, beliau mengingatkan bahwa kampus ini penah melahirkan ilmuwan yang diakui dunia barat-timur sepanjang sejarah, yaitu Ibnu Khaldun sebagai tokoh sejarah, bapak sosiologi, dan bapak ekonomi dunia.

Mengingat betapa pentingnya posisi pendidikan di Timur Tengah bagi masa depan Indonesia, maka Pesantren Bina Insan Mulia akan tetap mengirim 20 persen lulusannya ke kampus-kampus internasional di Timur Tengah.

Sisanya, Pesantren Bina Insan Mulia akan mengoordinasi dan mengarahkan lulusannya ke berbagai negara di benua Eropa, Australia, Asia, dan Amerika.

“Tidak mungkin semua jadi pemimpin atau tokoh masyarakat. Harus ada yang menjadi birokrat, teknokrat, CEO, dan berbagai profesional yang dibutuhkan pembangunan Indonesia. Dan itu bukan ke Timur Tengah, tetapi ke Australia, Eropa, Tiongkok, dan ke negara lain,” jelas KH. Imam Jazuli di hadapan para santri dan wali santri. (*)

Kategori :