Studi ke Jerman, Bagaimana Triknya? Ini yang Dilakukan 7 Alumni Pesantren Bina Insan Mulia

Studi ke Jerman, Bagaimana Triknya? Ini yang Dilakukan 7 Alumni Pesantren Bina Insan Mulia

7 santri Bina Insan Mulia yang melanjutkan studi ke Jerman, bersama para Guru dan Asatidz dalam acara pelepasan studi Abroud Jerman.-Pesantren Bina Insan Mulia-

CIREBON, DISWAY.ID -  Belajar teknologi, salah satu kiblatnya adalah Jerman. Negara itu unggul di bidang teknologi, sains, dan manufaktur dunia selama bertahun-tahun. Bahkan negara itu disebut sebagai negeri tempat lahirnya ratusan penemu (Das Land der Erfinder). Salah satunya Albert Einstein.

Sebagai komitmen Pesantren Bina Insan Mulia untuk ikut mengisi pembangunan Indonesia secara aktif ke depan, maka pesantren etnik terbesar inipun mengirim lulusannya ke Jerman untuk mendalami sains, teknologi, dan manufaktur.

Pengiriman ini melengkapi agenda pengiriman lulusan Bina Insan Mulia ke negara-negara lain tahun ini. Antara lain ke Tunisia, Mesir, Oman, Sudan, Yordania, Turkiye, Rusia, Pransci, Malaysia, Australia, Tiongkok, Taiwan,  dan lain-lain.   

“Target kami menghasilkan 1000 sarjana lulusan Bina Insan Mulia tingkat master dan doktor dari kampus-kampus internasional tahun 2028,” tegas Kiai Imam Jazuli membuka acara Pelepasan  Santri Ke Kampus Jerman.

Tahun ini, Pesantren Bina Insan Mulia mengirim 7 lulusannya ke sejumlah kampus di Jerman. Antara lain di VHS Kelheim, BBS 1 Gifhorn, VHS Memmingen, dan OSZ Pringnitz.

BACA JUGA:29 Lulusan Pesantren Bina Insan Mulia Masuk Kampus Ternama di Taiwan

BACA JUGA:32 Santri Bina Insan Mulia Diterima di Kampus Turkiye, Apa Resepnya?

Mereka mengambil jurusan manajemen hotel, manajemen rumah sakit, IT, dan teknik. Ketujuh santri itu adalah lulusan SMK Bina Insan Mulia, sebagai sekolah vokasi berbasis pesantren.

Mereka diterima di kampus-kampus tersebut setelah dinyatakan lulus seleksi oleh Gothe Institute di Jakarta. Sebelum berangkat, pihak Gothe Institute juga yang memberikan bimbingan personal mengenai tata cara hidup di Jerman dan pembinaan bahasa serta kompetensi akademik lainnya.

Setelah berhasil memberangkatkan 7 lulusan sebagai delegasi perdana ini, Pesantren Bina Insan Mulia menjalin kerja sama yang lebih intensif lagi dengan Gothe Instutute Bandung.

Bimbingan dan pembinanaan tidak dilakukan di Bandung seperti sebelumnya melainkan diadakan di pesantren. “Ini akan lebih efektif, produktif, dan lebih cepat,” papar Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia. 

Kelebihannya lagi, lanjut KH Imam Jazuli Lc MA, kegiatan persiapan ke Jerman sudah bisa dilaksanakan jauh-jauh hari begitu seorang santri menyatakan siap akan berangkat ke Jerman.

Artinya, begitu memasuki kelas akhir yaitu di kelas 12 para santri yang akan ke Jerman sudah langsung mulai belajar bahasa Jerman dan kompetensi akademik lain, sebab bahasa merupakan tantangan yang serius bagi pelajar internasional di Jerman.

Tak disangka, dengan kerja sama yang baru ini peminatnya meningat berkali-kali lipat. Sebanyak 42 santri Pesantren Bina Insan Mulia akan menyusul kakak kelasnya di Jerman. Jurusan yang mereka pilih pun semakin luas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: