Beasiswa ke Az-Zaitunah Tunisia, 1.500 Ikut Seleksi, 42 Diterima, Terbanyak dari Pesantren Bina Insan Mulia

Beasiswa ke Az-Zaitunah Tunisia, 1.500 Ikut Seleksi, 42 Diterima, Terbanyak dari Pesantren Bina Insan Mulia

13 Santri Pesantren Bina Insan Mulia gelombang 1 disambut Duta besar RI untuk DR. Zuhairi Misrawi, Lc. MA di Airport Chartage Tunis.-Foto: Pesantren Bina Insan Mulia-

CIREBON, DISWAY.ID - Bulan Oktober ini memiliki arti khusus bagi keluarga besar Pesantren Bina Insan Mulia 1 dan Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2. Menurut KH Imam Jazuli Lc MA, hal itu terkait dengan keberangkatan beberapa rombongan santri Bina Insan Mulia yang berhasil diterima di  kampus-kampus internasional di berbagai negara.

“Setiap minggu di bulan ini, kami melepas rombongan ke luar negeri,” kata Imam jazuli saat melepas para santri ke Tunisia. 

Selain itu, Kiai Imam Jazuli juga menyampaikan kesyukuran yang luar biasa terkait keberhasilan Pesantren Bina Insan Mulia menjadi penerima beasiswa terbanyak dari Universitas Az-Zaitunah Tunisia tahun ini.

Keberhasilan itu dipeoleh setelah bersaing dengan 1500 pelajar dari seluruh Indonesia, lalu dipilih lagi sehingga menjadi 42 orang. MAUBI (Madrasah Aliyah Unggulan Bertaraf Internasional) Bina Insan Mulia mengikutkan 14 lulusannya untuk mengikuti seleksi beasiswa. Yang lulus 13 orang sehingga menjadi pesantren yang terbanyak menerima beasiswa. 

BACA JUGA:26 Santri Bina Insan Mulai Cirebon Diterima di Universitas Az-Zaitunah Tunisia, Kampusnya Ibnu Khaldun

Selain itu, alumni SMK Bina Insan Mulia juga diterima di universitas yang sama melalui jalur MoU (kerja sama) yang jumlahnya 13 orang sehingga total yang berhasil diterima sebanyak 26 orang.

“Artinya, kualitas pendidikan di Pesantren Bina Insan Mulia selama ini memiliki kriteria yang patut untuk dinggulkan,” papar Imam Jazuli.

Kepada seluruh rombongan yang akan melanjutkan ke Tunisia dan negara lain di Timur Tengah lain, Pengasuh Pesantren Bina Mulia, KH Imam Jazuli Lc MA, menyampaikan pesan penting. Menurut beliau, sejak zaman Belanda hingga hari ini, negeri di Timur Tengah adalah kawah candradimuka bagi para tokoh masyarakat dan pemimpin di negeri ini.

“Kalian adalah calon tokoh masyarakat dan pemimpin  Indonesia 10-15 tahun ke depan.”

Kiai muda ini memberikan bukti bahwa sebelum kerja sama dengan kampus-kampus di Timur Tengah terbuka seperti sekarang, saat era penjajahan, para pelajar kita pergi ke Makkah untuk melanjutkan studi. Dari sini telah lahir tokoh-tokoh besar yang sampai hari ini belum tertandingi oleh ketokohan siapapun di negeri ini.

Tokoh besar yang dimaksudkan oleh Imam Jazuli adalah KH Hasyim Asy’ari, alumnus Makkah, pendiri NU dan pengasuh Pesantren Tebuireng. Ada lebih dari 37.000 pesantren NU, hampir 50 persen kaum Muslimin Indonesia adalah warga NU.

Kini, terdapat 254 kampus NU dan lebih dari 32 ribu sekolah Ma’arif NU, di samping juga jumlah rumah sakit NU yang mulai tumbuh dimana-mana.

Tokoh alumnus Timur Tengah yang juga sangat fenomenal adalah KH Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah. Organisasi ini menjadi organisasi Islam terkaya di dunia. Memiliki aset diperkirakan mencapai 400 triliun. Mulai dari tanah, bangunan dan kendaraan,  28.000 lembaga pendidikan, 170 universitas, 400 rumah sakit, dan 340 pesantren.

Ketika hubungan dengan kampus-kampus mulai terbuka pasca kemerdekaan, dari Timur Tengah juga lahir banyak tokoh dan pemimpin bangsa. Mereka adalah alumni Universitas Islam Madinah, Al-Azhar Mesir, Universitas Darul Ulum, dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: