29 Lulusan Pesantren Bina Insan Mulia Masuk Kampus Ternama di Taiwan
Pemberangkatan Gelombang 1 santri Bina Insan Mulia ke Cina University of Technology Taiwan, Tiba Di Airport Taoyuan.-PesantrenBina Insan Mulia-
CIREBON, DISWAY.ID - Taiwan salah satu negara yang maju di bidang teknologi. Menempati urutan ke-11 dari 63 negara yang canggih secara teknologi, terutama daya saing teknologi digitalnya.
Bahkan, Taiwan menjadi penentu penting atas komponen teknologi dunia, seperti ponsel pintar, laptop, tablet, medsos, kecerdasan buatan, dan big data.
Sebagai pesantren yang terus mendorong para santrinya berperan secara aktif dan powerful dalam mengisi pembangunan di Indonesia masa depan, maka Pesantren Bina Insan Mulia telah lama menjadikan Taiwan sebagai tujuan kelanjutan study bagi para santri.
Mereka diharapkan mampu menguasai teknologi setelah mendapatkan bekal nilai-nilai pendidikan pesantren. Selain itu, para santri ini juga menjadi bagian penting dalam mendukung program Pesantren Bina Insan Mulia untuk melahirkan 1000 sarjana strata master dan doktor dari luar negeri di tahun 2028.
Tahun ini, Pesantren Bina Insan Mulia berhasil memberangkatkan 29 lulusannya ke Taiwan menyusul kakak kelasnya yang sudah diberangkatkan pada tahun sebelumnya. Khusus untuk angkatan ini, mereka akan belajar di dua kampus ternama, yaitu China University of Technology dan Chienkuo Technology University.
Mereka telah diterima di beberapa jurusan yang berbasis pengembangan teknologi. Antara lain jurusan teknik mesin, teknik elektro, manajemen informatika, sain komputer, dan teknik sipil.
Selain ke negeri yang berada di Asia Timur itu, Pesantren Bina Insan Mulia juga memberangkatkan ratusan lulusannya ke berbagai negara di Timur Tengah, antara lain Tunisia, Jordan, Mesir, Syiria, Oman, Sudan, dan lain-lain.
Juga mengirim ratusan lulusannya ke Eropa, antara lain Turkiye, Jerman, Perancis, dan Rusia. Sisanya, Pesantren Bina Insan Mulia mengirim lulusannya ke sejumlah kampus di beberapa negara, seperti Australia, Tiongkok, Malaysia, Jepang, dan lain-lain.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Ayahanda KH Imam Jazuli Lc MA menyatakan awalnya program ke Taiwan ini dirasakan berat persyaratannya. Sebab, santri diharuskan menguasai bahasa Mandarin sebelum masuk Taiwan.
Di samping juga perlu ada pembelajaran budaya dan keharusan mengikuti serangkaian tes lain.
“Karena didorong rasa ingin tahu yang besar, saya sampai mengutus beberapa ustadz untuk mengunjungi pameran pendidikan di Jakarta. Dan hasilnya memang tidak berbeda jauh dengan informasi sebelumnya,” papar Kiai Imam Jazuli di depan santri dan wali santri dalam acara Pelepasan Santri ke Taiwan, Jumat, 6 Oktober 2023.
Meski terasa berat, tapi kiai pecinta kaos oblong ini tidak mau menghentikan tekadnya untuk bisa mengirim lulusan Bina Insan Mulia ke negeri yang mendapat julukan sebagai pulau teknologi itu.
“Saya ingin ada banyak santri-santri Bina Insan Mulia yang belajar teknologi dari negara yang maju teknologinya, dan itu ke Taiwan,” tegas beliau.
Berbekal pengalaman merintis Pesantren Bina Insan Mulia yang awalnya tak sampai seluas 3 hektare dan sekarang telah memiliki 70 hektare dalam waktu sepuluh tahun, beliau berkisah bahwa apa yang dilakukannya selama ini adalah mengoptimalkan kedekatan dengan Allah SWT melalui jalan tol dan jalur langit.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: