JAKARTA, DISWAY.ID - Bank Indonesia (BI) baru-baru ini melaporkan bahwa utang luar negeri (ULN) Indonesia turun menjadi US$395,1 miliar atau sekitar Rp6.206 triliun pada bulan Agustus 2023, dengan kurs Rp15.708 per dolar AS.
Jumlah ini mengalami penurunan dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai US$397,1 miliar.
ULN Indonesia memiliki dua sumber utama, yakni utang pemerintah dan utang swasta.
1. Utang Luar Negeri Pemerintah
Utang luar negeri pemerintah mencapai US$191,6 miliar, yang mengalami penurunan dari posisi bulan sebelumnya sebesar US$193,2 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
BACA JUGA:Gibran Gagal Jadi Cawapres! MK Tolak Gugutan Usia Minimal Capres dan Cawapres 2024
Pertama, perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik. Volatilitas yang tinggi di pasar keuangan global memengaruhi keputusan investor.
Selain itu, penurunan juga merupakan hasil dari komitmen pemerintah Indonesia untuk menjaga kredibilitas utang dengan memastikan pembayaran pokok dan bunga utang dilakukan secara tepat waktu.
Pemerintah juga memastikan mengelola ULN dengan hati-hati, efisien, dan akuntabel.
2. Utang Luar Negeri Swasta
Posisi utang luar negeri swasta pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar US$194,3 miliar, sedikit turun dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai US$194,5 miliar.
BACA JUGA:Usia Capres-Cawapres Tetap 40 Tahun, Uji Materi Pengajuan Beberapa Kader PSI Ditolak MK
Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,2 persen (yoy), melanjutkan tren kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 5,5 persen.
Ini menunjukkan bahwa sektor swasta di Indonesia sedang berusaha untuk mengurangi utang luar negeri dan mengelola risiko.
Penurunan total ULN ini mencerminkan upaya untuk menjaga stabilitas keuangan dan memitigasi risiko yang mungkin muncul dari perubahan kondisi global.