Militer Israel mengatakan pihaknya membunuh tiga wakil komandan Hamas dalam serangan tersebut.
Para saksi mata dan pejabat kesehatan mengatakan banyak dari serangan udara tersebut menghantam bangunan tempat tinggal, beberapa di antaranya di Gaza selatan, tempat Israel meminta warga sipil untuk berlindung.
Satu serangan semalam meratakan sebuah bangunan tempat tinggal empat lantai di kota selatan Khan Younis, menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai puluhan lainnya, kata korban yang selamat kepada kantor berita The Associated Press (AP).
Di Kota Gaza, sedikitnya 19 orang tewas ketika serangan udara menghantam rumah keluarga Bahloul, menurut korban selamat yang mengatakan puluhan orang lainnya masih terkubur.
Para pekerja penolong telah menarik setidaknya dua anak keluar dari gedung yang runtuh akibat serangan Israel.
BACA JUGA:15 Orang Tewas dan Lebih 100 Terluka Dalam Tabrakan Kereta Api 'Egarosindhur Express'
Selain membombardir wilayah tersebut, Israel telah memutus akses terhadap makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar dalam pengepungan total di Jalur Gaza.
Lebih dari 40 pusat kesehatan telah menghentikan operasinya karena kekurangan pasokan dan kerusakan yang disebabkan oleh pemboman tersebut, kata juru bicara Kementerian Kesehatan.
Beberapa truk bantuan telah menyeberang dari Mesir ke Gaza sejak Minggu kemarin, namun PBB telah memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan jika pengiriman bantuan tidak ditingkatkan secara signifikan.
Jeremey Laurence, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), mengatakan, bantuan yang dilanjutkan dari Mesir pada akhir pekan hanyalah setetes air dari apa yang dibutuhkan.
Bahan bakar, yang tidak disalurkan karena perjanjian dengan Israel, sangat penting, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
BACA JUGA:Mantan Menteri: Singkirkan Hamas di Gaza, Israel Seharusnya Tak Perlu Balas Dendam!
BACA JUGA:Tempur Lawan Brigade Al-Qassam, Pasukan Israel Lari Terbirit-birit di Selatan Gaza
“Bahan bakar sangat mendesak karena tanpa bahan bakar truk tidak dapat bergerak,” kata juru bicara UNRWA Tamara Alrifai.
Tamara Alrifai juga mengatakan, tanpa bahan bakar, generator tidak dapat menghasilkan listrik untuk rumah sakit, toko roti, dan pabrik desalinasi air.