RS Syuhada Al Aqsa Kewalahan, Pasien Gagal Ginjal Sengsara

Rabu 25-10-2023,22:33 WIB
Reporter : Lebrina Uneputty
Editor : Lebrina Uneputty

"Kami terpaksa menjatah semua sumber daya dan persediaan medis," kata Abu Zaher kepada Al Jazeera. 

"Seorang pasien dialisis ginjal sekarang menjalani perawatan sekali atau dua kali seminggu selama satu atau dua jam,” imbuh dia, “padahal sebelumnya mereka biasanya datang tiga kali seminggu."

Sebelum serangan Israel dimulai pada 7 Oktober lalu, Kementerian Kesehatan Gaza telah memperingatkan bahwa nyawa 1.100 pasien gagal ginjal, termasuk 38 anak-anak, berada dalam bahaya karena kekurangan bahan bakar dan minimnya pasokan medis yang diperlukan untuk cuci darah.

Bulan lalu, Alaa Helles, Direktur Departemen Farmasi Rumah Sakit di Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan bahwa rumah sakit di wilayah tersebut menyediakan 13.000 sesi cuci darah setiap bulan.

Hal ini membutuhkan lebih dari 13.000 filter, 13.000 tabung pengumpul darah, dan 26.000 kanula darah per bulan. 

Akan tetapi karena Israel dan Mesir mengontrol penyeberangan perbatasan wilayah itu, bahkan sebelum perang, para pasien sering bertanya-tanya apakah akan ada cukup persediaan untuk merawat mereka.

Jalur Gaza telah berada di bawah blokade Israel selama 16 tahun dengan pergerakan barang yang sangat dibatasi oleh Israel dan Mesir.

Blokade semakin diperketat sejak 7 Oktober lalu, menyusul serangan yang dilakukan oleh Hamas di Israel selatan. Sejauh ini, hanya beberapa lusin truk bantuan yang diizinkan masuk.

Sebelum perang terbaru meletus, sekitar 450 truk masuk setiap hari dengan membawa pasokan makanan dan medis.

 

Kategori :