Di Kota Tel Aviv massa melakukan aksi protes di luar Kementerian Pertahanan Israel. Mereka menuntut Netanyahu dan pejabat lain untuk pembebasan warga sipil Israel yang kabarnya tersandera.
Netanyahu keluar dan menemui keluarga-keluarga korban. Ia menjanjikan "Menggunakan segala kemungkinan untuk membawa mereka pulang".
Namun warga Israel tampak menunjukkan keraguan terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza, hanya sia-sia saja.
"Kami tidak menunggu lebih lama lagi," kata seorang pengunjuk rasa bernama Malki Shem-Tov. Ia mengaku punya seorang putra bernama Omer (21), kabarnya ditawan di Gaza.
"Kami ingin mereka semua kembali bersama kami hari ini. Kami ingin Anda, Kabinet, pemerintah, membayangkan bahwa mereka adalah anak-anak Anda," katanya.
Mereka meragukan bagaimana cara militer Israel membombardir titik-titik persembunyian pasukan Hamas.
Mereka punya rasa kekhawatiran tinggi terhadap keluarga yang disandera justru akan ikut menjadi korban serangan masif Israel.
BACA JUGA:Diplomat Israel Angkat Kaki dari Turki, Erdogan: Israel Hanya Organisasi Bukan Negara
Kelompok Hamas diyakini bersembunyi di jaringan terowongan yang luas. Pertempuran sengit Israel-Hamas justru meningkatkan prospek kekacauan yang tidak tanggung-tanggung bagi tentara dan sanderaan.
Salah satunya serangan pada Jumat malam ketika militer Israel menyerang Gaza melalui udara, darat dan laut dengan keganasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Keluarga para sanderaan merasa gelisah, hal tersebut dapat membunuh keluarganya secara tidak langsung.