BERDASARKAN kisah-kisah dalam Kitab Kejadian Pasal 25-26, tanah Palestina adalah milik Bangsa Filistin, keturunan Kanaan bin Ham bin Nuh alaihissalam. Gagasan untuk memiliki tanah Palestina baru terjadi pada masa Abraham bin Terah, keturunan Sem bin Nuh alaihissalam.
Abraham pertama kali menginjakkan kaki di tanah Gerar, bagian dari Palestina, sebagai orang asing (Kitab Kejadian, 20:1). Di kemudian hari, Ishak bin Abraham juga tinggal di Gerar sebagai orang yang kelaparan, mencari makanan dan pekerjaan (Kitab Kejadian, 26:1).
Cita-cita keturunan Sem bin Nu alaihissalam untuk memilih tanah Palestina tidak pernah kesampaian. Hingga muncul bangsa Israel, keturunan Nabi Yaqub alaihissalam. Namun begitu, periode kejayaan Nabi Yusuf bin Nabi Yaqub alaihimassalam ada di Mesir, bukan Palestina.
Bibit-bibit kemenangan menaklukkan wilayah milik keturunan Ham bin Nuh as, baru terjadi di era Nabi Musa alaihissalam dan selanjutnya. Kemenangan pertama orang-orang Israel terhadap keturunan Ham bin Nuh terjadi ketika mampu mengalahkan Raja Negeri Arad, di tanah Negeb milik orang Kanaan bin Nuh (Kitab Bilangan, 21:1-3).
Sejak itulah, kota-kota lain banyak yang ditaklukkan oleh orang-orang Israel satu persatu. Orang Israel pertama kali mengangkat seorang raja bernama Saul, keturunan suku Benyamin (Kitab Samuel,9:1). Sepeninggal Saul, Daud alaihissalam menjadi Raja orang-orang Israel (Kitab Samuel, 2:7).
BACA JUGA:Membela Palestina: Anti-Semit dan Pro-Hemit
BACA JUGA:Holokaus dan Eksodus Yahudi Eropa ke Palestina
Di era Daud inilah, Yarussalem milik bangsa Filistin, keturunan Ham bin Nuh, jatuh pertama kalinya ke tangan bangsa Israel, keturunan Sem bin Nuh. Benteng pertahanan tentara Daud berada di bukit Sion (Kitab Samuel, 5:7-8). Bukit inilah kelak di abad 20 Masehi menjadi simbol gerakan Zionisme.
Puncak kejayaan orang Israel dalam menguasai tanah Palestina miliik bangsa Filistin (keturunan Ham bin Nuh) terjadi pada masa Salomo bin Daud, Raja Israel berikutnya (Kitab Raja-raja, 1:30). Setelah kematian Raja Solomo, bangsa Israel terpecah belah, sehingga kekuasaan mereka atas tanah Palestina mulai melemah. Orang-orang Isrel dibuang dari tanah Palestina ke wilayah Asyur (Kitab Raja-raja, 18:23).
Raja Asyur mendatangkan orang-orang dari wilayah Babel, Kuta, Awa, Hamat dan sefarwaim. Kemudian menyuruh mereka agar menempati wilayah-wilayah yang semula ditinggali oleh bangsa Israel (Kitab Raja-raja, 18:23).
Dengan begitu, berakhirlah kekuasaan bangsa Israel sebagai keturunan Sem bin Nuh, dan kembali jatuh ke tanah Raja Asyur. Orang-orang Asyur sendiri adalah keturunan Nimron bin Kush bin Ham bin Nuh alaihissalam (Kitab Kejadian, 10:6-10). Tanah Palestina pun akhirnya kembali ke tangan pemilik aslinya, bangsa Filistin. Sedangkan perampok Israel telah kalah total.
Sejarah Palestina dalam Pandangan Umat Muslim
Bangsa Israel tahu bahwa mereka harus kembali merebut tanah Palestina, dan karenanya terus berjuang untuk itu.Pada tahun 608 M., Palestina berada di bawah kekuasaan Raja Romawi, Hiraklius (Hiroqla). Kekuasaannya atas Palestina sampai 614 M.
Orang-orang Romawi yang beragama Kristen tidak menerima kebebasan beragama. Orang-orang Yahudi tertindas di bawah kekuasaan Romawi. Karenanya, orang-orang Yahudi meminta pertolongan Shahrbaraz, Raja Sasaniyah di Persia. Akhirnya, Yarussalem jatuh ke tangah Raja Sasanid Persia tahun 614 M (John F. Haldon, Byzantium in the Seventh Century, 1990:46).
Dengan kata lain, orang-orang Yahudi Bani Israel berhutang budi yang besar kepada orang-orang Persia (Iran modern). Jika hari ini orang Yahudi Israel berkonflik dengan Persia, mereka sejatinya tidak tahu sejarah asal-usul mereka sendiri.