JAKARTA, DISWAY.ID-- Pabrik baterai kendaraan Listrik yang siap beroperasi tahun depan, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) juga sedang mempersiapkan mobil listrik terbaru yang akan menggunakan baterai buatan lokal di tahun 2024.
Menurut Chief Operating Officer (COO) HMID, Fransiscus Soerjopranoto, hal ini Ini sebagai bentuk komitmen Hyundai untuk menyediakan mobilitas elektrifikasi untuk konsumen Tanah Air.
BACA JUGA:Hyundai Hadirkan Beragam Keseruan di Piala Dunia U-17 2023 Indonesia
Frans juga mengungkapkan mobil listrik terbaru akan memiliki harga di bawah Hyundai Ioniq 5 dan bisa saja model terbaru ini memiliki 7-seater, karena secara global Hyundai belum memiliki lini model mobil listrik tersebut.
“Masih kita study, pokoknya kebutuhan mobil listrik masyarakat di Indonesia kita bandingkan dengan model ICE yang ada sekarang, tentunya kami ingin menghadirkan kendaraan yang inovasinya juga melebihi kendaraan ICE,” ujar Frans dalam keterangannya.
BACA JUGA:148 Unit Hyundai Dukung Mobiltas Ajang FIFA U 17 World Cup Indonesia 2023
“Jadi, kita ingin memberikan solusi mobility terbaik. Jadi kemungkinan besar model-modelnya akan baru seperti Ioniq 5 dan Ioniq 6. Kita melihat peluang untuk masih di segmen di bawah Ioniq 5 dan 6,” bebernya.
Mobil listrik baru yang sedang dipersiapkan HMID akan menggunakan baterai buatan lokal yang diproduksi di Cikarang, Jawa Barat.
Ini bisa memangkas ongkos produksi sehingga dapat menekan harga jual kendaraan ramah lingkungan tersebut.
BACA JUGA:Intip Fitur Baru di Hyundai Ioniq 5 Bluelink, Berikut Harga Baru Ioniq 5
“Pabrik baterai saat ini on progress, dijadwalkan 2024 akan diperkenalkan dan diresmikan. Kapasitas baterai kami yang tadinya dari 20.000 akan menjadi 70.000. Varian juga akan bertambah,” jelas Frans.
Mendag Zulhas Kunjungi Pabrik Hyundai di Cikarang, Optimis Indonesia Bisa Jadi Eksportir Mobil Listrik-kemendag-
Mengenai harga jual, Frans belum bisa memastikan besarannya. Namun, ia mengatakan bahwa sangat memungkinkan untuk menekan harga.
Mengingat itu menjadi salah satu tujuan sebuah produsen kendaraan berinvestasi di Indonesia.
“Dalam setiap investasi pasti ada perhitungan depresiasi, after depresiasi itu hilang maka harganya akan kurang. Untuk sekarang persentasenya masih kami hitung dan belum bisa disampaikan,” tukasnya.