“ Ini dicapai melalui penelitian dan upaya ilmiah yang berkelanjutan selama satu tahun,” katanya.
Perkembangan persenjataan militer Iran telah memicu kekhawatiran di banyak negara, khususnya Amerika Serikat dan Israel, musuh bebuyutan republik Islam tersebut.
BACA JUGA:Biadab! Sniper Israel Tembak Direktur Kementerian Kesehatan dan 3 Orang di Gaza, Korban Selamat
Mereka menuduh Teheran menyediakan armada drone kepada sekutunya di Timur Tengah, terutama kepada kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, dan kepada pemberontak Houthi di Yaman.
Iran juga mendukung kelompok militan Palestina Hamas, yang telah terlibat dalam perang dengan Israel sejak mereka melancarkan serangan mematikan di sana pada tanggal 7 Oktober.
Teheran juga telah dituduh oleh Kyiv dan sekutu Baratnya menyediakan drone kepada Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina.
Namun klaim tersebut dibantah pihak Teheran.
Namun, negara-negara Barat menerapkan beberapa sanksi keras terhadap Iran atas dugaan penjualan senjata.
BACA JUGA:5 Bukti Hamas Bisa Memenangkan Perang Melawan Israel di Gaza
BACA JUGA:Hamas: Badai Al-Aqsa Kelanjutan Intifada Pada Pembebasan Palestina
Iran mulai memproduksi drone pada tahun 1980an selama perang delapan tahun dengan Irak.
Amerika dan Israel Ketar Ketir
Banyak negara terutama Amerika Serikat dan Israel ketar ketir melihat Iran menambahkan drone tempur yang dilengkapi dengan rudal udara dari udara ke dalam persenjataannya.
Bahkan kedua negara bersekutu tersebut telah menyuarakan keprihatinan mereka atas pengembangan persenjataan militer Iran yang telah berlangsung sejak tahun 1980-an, yang bermula dari perang delapan tahun dengan Irak.
Hal ini terjadi ketika Iran memberikan dukungannya kepada sekutunya di Timur Tengah dan di tengah tuduhan menyediakan drone untuk kelompok seperti Hizbullah di Lebanon dan pemberontak Houthi di Yaman.