Netanyahu telah melakukan pembicaraan dengan beberapa negara barat dan Timur Tengah agar mau menampung korban perang Israel di negaranya.
Namun secara tegas Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara Timur Tengah menolak rencana yang diinisiasi oleh Netanyahu sebagai solusi perdamaian perang.
Netanyahu menyebut operasi ini sebagai upaya pengusiran secara halus dengan sebutan migrasi sukarela.
BACA JUGA:Panglima Militer Israel Akui Perang Dengan Hamas Akan Berlangsung Berbulan-bulan
BACA JUGA:Israel Kembali Tangkap Warga Sipil Gaza, Ditelanjangi dan Dikumpulkan di Stadion Sepakbola
Israel Occupation Force (IOF) akan memaksa warga Palestina keluar dengan tekanan dan terpaksa.
Akal bulus Netanyahu memperkuat bukti bahwa Israel sedang perang genosida, pembersihan terhadap etnis Arab di Gaza.
Jika upaya ini lolos di PBB, secara otomatis akan menguasai dan menduduki Gaza dengan bebas.
Hamas Tegas Menentang
Hamas melalui pasukan sayapnya Brigade Al-Qassam telah merespons rencana Netanyahu.
Abu Ubaidah mengatakan melalui saluran Telegram bahwa pihaknya akan menentang dan melawan.
Menurutnya Netanyahu sudah konyol mengusir warga Palestina dengan ambisi ilusinya.
"Itu upaya ilusi terkonyol. Dia pikir dia bisa melakukannya, padahal pihaknya sudah gagal dalam perang menyedihkan ini," tegasnya.
Abu Ubaidah menambahkan, "Rencana ini tidak masuk akal. Sampai kapan pun kami akan tetap tinggal dan mempertahankan tanah suci kami."