Status Gunung Marapi Naik Jadi Level Siaga, PVMBG Imbau Waspadai Gas Beracun di Dekat Kawah

Rabu 10-01-2024,17:36 WIB
Reporter : M. Ichsan
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Marapi (2891 mdpl) di Sumatera Barat menjadi Level III (Siaga) terhitung dari tanggal 9 Januari 2024 pukul 18:00 WIB. 

Kepala PVMBG Hendra Gunawan meminta masyarakat tidak melakukan kegiatan di dalam radius 4,5 km dari kawah terkait dengan adanya potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah/puncak Gunung Marapi.

BACA JUGA:Abu Vulkanik Erupsi Gunung Marapi Usai, Penerbangan Bandara Minangkabau Kembali Beroperasi

"PVMBG menaikkan status G. Marapi dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung dari tanggal 9 Januari 2024 pukul 18:00 WIB dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi/ancaman bahaya terkini,"ujar Hendra. Rabu 10 Januari 2024.

Peningkatan status Gunung Marapi dilakukan dengan mempertimbangkan aktivitas vulkanik berdasarkan pengamatan instrumental dan data kegempaan dalam interval waktu 1 - 8 Januari 2024.

"Pascaerupsi 3 Desember 2023, erupsi lanjutan masih berlangsung hingga saat ini. Jumlah erupsi harian cenderung menurun namun sebaliknya jumlah gempa Low Frequency dan Vulkanik Dalam (VA) cenderung meningkat yang mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman masih terjadi dan cenderung meningkat,” jelas Hendra.

BACA JUGA:Perempuan Viral di Puncak Gunung Marapi Meninggal Dunia, Zhafirah Zarim Febrina Alami Luka Bakar 70 Persen

“Hal ini juga terlihat dari grafik baseline RSAM yang masih di atas normal dan data tiltmeter yang cenderung mendatar," tambahnya.

Pertimbangan lainnya untuk meningkatkan status G. Marapi dijelaskan Hendra, adanya aktivitas erupsi yang teramati secara visual, terekamnya gempa erupsi dan gempa hembusan yang disertai dengan tremor dan menerus masih menunjukkan aktivitas G. Marapi masih tergolong tinggi dan laju emisi (fluks) gas SO2 yang dihasilkan dari aktivitas G. Marapi yang tergolong tinggi.

Kondisi tersebut di atas menurut Hendra dapat berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunungapi yang dapat menyebabkan terjadinya erupsi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijar yang lebih jauh dari pusat erupsi.

BACA JUGA:BNPB Konfirmasi Korban Meningal Dunia Erupsi Gunung Marapi Ada 15 Jiwa

Selanjutnya Hendra meminta masyarakat mewaspadai potensi/ancaman bahaya G. Marapi juga dapat menjadi lebih luas, yaitu:

1. Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek. 

Sedangkan untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.

2. Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng G. Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. 

Kategori :