Lai Ching-te

Minggu 14-01-2024,04:00 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

Tidak ada kejutan di Taiwan: capres yang didukung presiden incumbent-lah yang menang.

Tsai Ing-wen sudah menjabat presiden Taiwan dua periode. Tidak bisa lagi nyalon. Dia pilih mendukung wakilnya, Lai Ching-te, untuk nyapres. 

Berhasil. 

Ching-te menang di Pilpres hari Sabtu kemarin. Perolehan suaranya tidak sampai 40 persen, tapi tidak ada putaran kedua. Ching-te jadi presiden baru Taiwan. 


Hasil pilpres Taiwan.--

Berarti ketegangan antara Tiongkok dan Amerika masih berlanjut. Mungkin meningkat.

Di Amerika kini sedang dibahas UU baru: mendukung Taiwan menjadi anggota baru IMF (International Monetary Fund).

Rancangan UU itu dimajukan oleh anggota DPR dari Partai Republik asal California. Namanyi: Young Kim.

Semua pihak di DPR sudah menyatakan dukungan. Berarti akan gol. Ini satu tahap penting meningkatnya eksistensi Taiwan sebagai negara –yang oleh Tiongkok dianggap salah satu provinsinya.

Kini memang ada tiga anggota DPR Amerika yang keturunan Korea Selatan. Tiga-tiganya wanita. Dua lainnya adalah Michelle Park Steel dan Marilyn Strickland.

Park juga mewakili California. Beda Dapil. Sedang satunya, Marylin, mewakili tetangga utara California: negara bagian Washington. 

Marylin masih lahir di Seoul. Ayahnyi Amerika kulit hitam, ibunyi Korea. Kim sudah lahir di California.

Terpilihnya Ching-te ini tentu masa-masa penuh tantangan bagi Tiongkok: ujian emosi. 

Tapi rasanya presiden baru Taiwan ini lebih kalem dibanding Ing-wen. Ia sarjana kesehatan masyarakat di Taiwan. Lalu meraih gelar master di bidang yang sama di Harvard.

Kali ini calon presiden Taiwan ada tiga: Lai Ching-te dari Partai Rakyat Demokratik, Hou Yu-ih dari Koumintang, dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan.

Ching-te beraliran sama dengan pendahulunya: anti Tiongkok.

Yu-ih pro Tiongkok.

Wen-je anti kemapanan.

Meski kalah, dukungan untuk calon dari partai Koumintang sangat besar. Di atas 35 persen. Itu yang membuat pemenang tidak bisa mengabaikannya. 

Setidaknya tidak akan mungkin pemenang pilpres kali ini akan menyatakan Taiwan merdeka. Mungkin cukup dengan status quo seperti sekarang: independen. Sambil pelan-pelan bergantung ke Amerika Serikat: agar kian eksis.

Sikap Tiongkok sudah jelas. Tiongkok sudah merevisi konstitusi: begitu Taiwan menyatakan merdeka harus diserang.

Tiongkok sendiri terus berusaha mengisolasi Taiwan dari pengakuan internasional. Kian sedikit negara yang punya hubungan diplomatik dengan Taiwan. Satu per satu dipreteli oleh Tiongkok.

Tiongkok tentu berharap Koumintang menang. Tapi rasanya masih lama Koumintang bisa memenangi pemilu di Taiwan. Ada ''hantu hidup'' yang membayang-bayanginya: kasus Hong Kong.

Apa yang terjadi di Hong Kong begitu hidup di benak anak muda Taiwan.

Kebebasan di Hong Kong akhirnya ternyata dibatasi. Mereka tidak peduli alasan pembatasan itu: gara-gara demo anarki yang tidak kunjung berhenti di Hong Kong. Selama dua tahun. Sebelum Covid-19. Hampir setiap hari. Tiongkok akhirnya melakukan tindakan represi. Terutama setelah ada tanda-tanda demo tersebut mengarah ke tuntutan Hong Kong merdeka.

Apa yang kemudian terjadi di Hong Kong itulah yang tidak mereka inginkan terjadi di Taiwan. Di pilpres yang lalu saya di Taipei. Beberapa hari. Ikut menyaksikan penghitungan suara di TPS-TPS. Semua dilakukan secara manual.

Di acara-acara kampanye Ing-wen saat itu jelas sekali digelar spanduk: anak muda Hong Kong mendukung Ing-wen. Jangan sampai Taiwan menjadi seperti Hong Kong.

Tiongkok tampaknya harus membuktikan dulu bahwa Hong Kong menjadi lebih makmur di bawah kendalinya sepenuhnya. Dan itu tidak bisa cepat. Perlu pembuktian yang lama.

Ching-te, hemat saya, masih diuntungkan oleh efek Hong Kong itu. Letak Hong Kong di depan mata Taiwan. Apa yang terjadi di Hong Kong seperti terjadi di halaman sebelah.

Kita merindukan dunia yang aman dan damai. Perekonomian yang meningkat. Kesejahteraan yang membaik. Tapi ada saja calon penghambatnya.

Sayang semua makhluk punya emosi. Emosi bisa membuat maju. Juga bisa membuat rusak.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 13 Januari 2024: Sekolah Duduk

Lagarenze 1301
Karena dalam CHD ini hanya disebut Tuan Guru Sekumpul (sedangkan nama-nama istri dan anak ditulis lengkap), maka saya menambahkan nama lengkap beliau: Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari.  Di dalam CHD ditulis Tuan Guru wafat 9 Agustus 2005. Tapi, dari berbagai sumber, diketahui beliau wafat 10 Agustus 2005.

Rizal Falih
Angka 4 dianggap angka sial bagi sebagian orang. Karena angka ini sering dikaitkan dengan kematian dan dihindari penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang sudah diketahui, sering kali ditemukan, mall atau hotel, mengganti lantai 4, menjadi lantai 3A. Bagi yang percaya, mungkin untuk menghindari sial tersebut. Tapi saya yakin Abah Dahlan, termasuk yang tidak percaya dengan anggapan tersebut, buktinya, CHD setiap hari terbit jam 4, meskipun kadang lewat hehe..

Amat K.
Sudah menjadi kebiasaan, haul (untuk umum) dilaksanakan berbarengan dengan kegiatan rutin malam Senin di Musholla Ar-Raudhah.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
HARI PELAKSANAAN HAUL.. "Kok haul dilaksanakan besok malam? Itu karena tanggal 5 Rajab bertepatan dengan 14 Januari 2024. Haul selalu dilaksanakan tanggal 5 Rajab", begitu tulis Abah di CHDI hari ini. Koreksi ya Bah. Tanggal 14 Januari 2024 itu baru tanggal 2 Rajab. Lalu mengapa haul kok tidak dilaksanajan tanggal 5 Rajab..? Penjelasannya adalah: 1). Tanggal 2 Rajab 1445 Hijriah atau 14 Januari 2024 itu acara haul untuk "umum". Dilaksanakan di Musholla Arraudah Sekumpul. 2). Pada tanggal 5 Rajab 1445 H atau tanggal 17 Januari 2024, dilaksanakan haul untuk undangan "khusus". Tempat: kediaman Almarhum Abah Guru Sekumpul. 3). Pada tanggal 9 Rajab 1445 H atau 21 Januari 2024, akan ada lagi haul "tanbahan". Tempat: Musholla Ar Raudhah Sekumpul. ### Jadi acara Haul dilaksanakan 3 (tiga) kali yaitu pada tanggal 2, 5 dan 9 Rajab 1445. Pelaksanaan haul 3 kali ini mungkin untuk "mendistribusikan" waktu, sehingga penumpukan jumlah jamaah terbagi..

Saiful Ahmad
Sekolah duduk, mungkin akan mejadi opsi buat anak saya kelak. Saya membayangkan sekarang banyak anak salah pergaulan saat di sekolah. Saat saya SMP dan SMK dulu, banyak teman-teman saya yg ngepil, mabuk, bahkan ada siswi yang sampai hamil duluan. Ditambah maraknya kasus perundungan terhadap peserta didik. Masih miris dengan kasus yg kapan hari lalu itu, yg siswi SD di Gresik diculek matanya sama temannya menggunakan tusuk bakso sampai menyebabkan kebutaan. Jadi sekolah duduk bisa jadi opsi. Orang tua bisa memantau anaknya dan mengetahui progres pembelajarannya secara langsung. Toh dg ijazah Paket C tidak ada bedanya saat mendaftar SMBPTN atau Ujian Mandiri di universitas-universitas favorit, bahkan di kampus luar negeri. Asal lulus tes seleksi masuknya.

Handoko Luwanto
Long Time No See U, Prusuh Disway Last seen 4 weeks ago : 
@Edisi:17-12-2023=Pleno Vital 

#1.Ahmad Fahmi 

#2.Duwi eko Setiyo gomo 

#3.Mahmud Al Mustasyar 

@Edisi:16-12-2023=Emas Nico 

#4.# Darko #5.agyan 

#6.Fitria A 

#7.Rahma Huda Putranto 

#8.Slamet Sejati 

@Edisi:15-12-2023=Emas Antam 

#9.Ketut Bagiarta 

#10.Riyono ,SKP 

@Edisi:14-12-2023=Panas Nyata 

#11.Citra Cilia 

#12.Kak Idam 

#13.Kalur Nur 

@Edisi:13-12-2023=Muktamar Rapim 

#14.Ardinal 

#15.Guslurah 

@Edisi:12-12-2023=Rektor Tengah 

#16.ahmad faqih 

#17.Fauzan Samsuri 

#18.Rofi^udin 

@Edisi:11-12-2023=Emas Natal 

#19.Zak cen Fu

Najmi Alvaro
Pagi2 buka Youtube karna pengen dengerin syair karya Abah Guru Sekumpul: Ya Sayyidi, dll. Setelahnya buka Disway, eh ada tulisan Abah mengenai Beliau. Jadinya sambil dengerin syair Abah Guru, sambil baca Disway. Bayangan saya larut tertuju ke sosok kahrismatik Abah Guru, larut membayangkan antusias para Muhibbin untuk datang berbondong2 ke haulan beliau di Martapura Kalimantan Selatan, apalagi ditambah sambil dengerin syair karya Beliau. Seperti ada magnet yang saling tarik menarik dalam benak saya. Tak terasa menetes juga air mata ini, tak terbendung. Catatan saya: tuisan Abah DI mengenai Abah Guru sekumpul kurang banyak, dan kurang kaya. Masih belum klimaks saya bacanya. Meskipun begitu, tulisan abah sudah bisa bikin air mata saya menetes membayangkan sosok kharismatik Abah Guru Sekumpul. Ada banyak cerita dan sudut pandang mengenai Abah Guru ini. Seperti antusias beberapa para Muhibbin yang berjalan ratusan kilo berjalan kaki dari tempatnya menuju sekumpul tempat haul Beliau, bagaimana setiap daerah di Kalsel, Kalteng, Kaltim menyediakan Rest Area secara gratis: makan minum gratis, pijat gratis, bensin gratis. Bahkan memasuki wilayah Martapura sudah mulai banyak menyediakan ojek gratis, tempat inap gratis, semua keperluan kita dalam beberapa hari menjelang haulan diberikan warga2 secara gratis di jalan2, di Mesjid2, di Musalla2, di depan rumah2 warga, semuanya diberikan secara gratis.

Amat K.
Saya termasuk yang jaga kampung, Om, bersebab berbagai pertimbangan. Pagi ini dilanda hujan semenjak dini hari. Semalam sudah banyak deretan motor dan mobil dari daerah Kaltim, Kalteng via Tabalong, daerah hulu Kalsel, yang melewati jalan Hulu Sungai Selatan. Menurut saya, ini lebih ramai daripada arus mudik-balik Lebaran. Para relawan di posko-posko pengamatan, di setiap persimpangan jalan, rest area, mulai sibuk dengan tugasnya. Hebatnya, semua pelayanan di tiap titik rest area itu GRATIS. Ada makanan, minuman, cemilan gorengan. Di pinggiran jalan juga ada swadaya warga yang membagikan makanan minuman yang sudah dibungkus. Tinggal ambil. Para jemaah dijamin tidak akan kelaparan. Hingga arus balik nanti sesudah puncak acara, tetap begitu. Di Martapura, sebagai "tuan rumah", warga sana menjamu jemaah yang datang dengan sangat baik. Akomodasi penginapan pun disediakan gratis bagi jemaah yang datang lebih awal beberapa hari sebelum hari H. Diperkirakan ada jutaan orang datang. Dari berbagai penjuru arah. Luar daerah. Luar pulau. Ada juga dari luar negeri. Berpusat di Sekumpul, Martapura. Setiap tahun. Semua karena "cinta". Laporan selesai.

Udin Salemo
Ternyata yang gratis gratis itu sudah dilakukan oleh masyarakat KalSel. Ini gratis yang ikhlas. Tidak dibiayai negara. Inilah gratis yang tidak ada janji politiknya. #colek ko JZ aktifis lawan gratis2 politikus.

daeng romli
Kaul Guru sekumpul itu sangat berpengaruh ke seluruh masyarakat di Kalsel. 3 bulan yg lalu saya ke daerah Hulu sungai dan kebetulan ada warga menebang pohon2 karet yg sudah tdk begitu produktif. Ketika saya untuk apa pohon2 tsbt ditebang. Dijawab utk dijadikan kayu bakar. Saya tanya kok banyak sekali pak. Iya nanti akan kami kirim ke sekumpul utk Kaul Abah Guru. mereka begitu antusias, sampai2 mereka juga mempersiapkan bambu2 panjang untuk umbul2. Tanpa pamrih mereka melakukan itu semua bahkan ada juga yg menyediakan bensin gratis bagi pemotor yg kehabisan bensin.

Udin Salemo
Cak Harun ada rumahnya di Kaliasin/ Punya anak mbarep bernama Saipul/ Setahun lebih tinggal di Banjarmasin/ Aku rugi tak pernah ikut haul guru sekumpul/ #mantun_rugi

Lagarenze 1301
"Pa, kita kok nggak pernah makan di mal, liburan ke pantai.... Bosan aku, Mas." "Sabar, ya, Ma. Semoga di tahun naga kayu rezeki kita mengalir deras." "Mama nggak nyangka Papa semiskin ini. Kok Papa nggak bilang sebelum kita menikah." "Lho, Papa 'kan sudah bilang. Mama aja nggak denger saking bucinnya sama Papa..." "Apa iya? Dulu itu Papa bilang apa?" "Dulu Papa bilang, 'hanya kamu satu-satunya milikku di dunia ini'. Trus Mama waktu itu bilang, 'so sweet...'. Gitu, Ma." $&#%!$!*%% Aaarrghhh.

Lagarenze 1301
Lagi gabut. Deddy: "Tentara Korea Utara ada 10, ditembak gugur satu, sisa berapa?" Vidi: "Sembilan, dong." Deddy: "Benerrr. Kalau tentara Indonesia ada 10, ditembak gugur dua, sisa berapa?" Vidi: "2008...." Jawaban benar. Deddy pun tepuk tangan. Kok bisa? Karena tentara Indonesia gugur satu tumbuh seribu.

Kategori :

Terkait

Jumat 03-05-2024,05:30 WIB

Viral Longsor

Minggu 28-04-2024,04:00 WIB

Masa Depan

Jumat 26-04-2024,04:00 WIB

Maraton Pilpres