JAKARTA, DISWAY.ID - Raja Charles mengidap kanker.
Hal itu diketahui saat melakukan pemeriksaan rutin di mana prostatnya mengalami pembesaran.
Apa sih yang dimaksud kanker prostat?
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, kanker prostat tersering dan penyebab kematian karena kanker paling utama pada pria di negara Barat, menyebabkan 94.000 kematian di Eropa pada 2008 dan lebih dari 28.000 kematian di Amerika Serikat pada 2012.
Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 90% kanker prostat ditemukan pada stadium dini dan regional, dengan angka kesintasan
(survival rate) 5 tahun mendekati 100%.
Angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan 25 tahun lalu yang hanya mencapai 69%.
Barnes pada tahun 1969 menemukan angka kesintasan 10 tahun dan 15 tahun untuk kanker prostat stadium dini hanya sebesar 50% dan 30%.
Rasio insidensi terhadap mortalitas sebesar
5.3 pada tahun 2000.
Angka mortalitas juga berbeda pada tiap negara, yang tertinggi di Swedia (23 per 100.000 penduduk) dan terendah di Asia (<5 per 100.000 penduduk).
Di Asia, insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2 per 100.000 pria pertahun. Di Indonesia, jumlah penderita kanker prostat di tiga RS pusat pendidikan (Jakarta, Surabaya dan Bandung) selama 8 tahun terakhir adalah 1.102 pasien dengan rerata usia 67,18 tahun.
Apa itu kanker prostat?
Dikutip dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), kanker prostat adalah suatu jenis kanker yang berkembang di area kelenjar prostat.
Kanker prostat mulai muncul ketika sel-sel yang berada di dalam kelenjar prostat tumbuh di luar kendali.
Kelenjar prostat hanya ditemukan pada pria.
Kelenjar tersebut memproduksi cairan yang merupakan bagian dari air mani.
Stadium Lanjut Kasus Terbanyak
Laman Kemenkes RI menyebutkan stadium penyakit tersering saat datang berobat adalah stadium lanjut sebesar 59,3% kasus, dan terapi primer yang terbanyak dipilih adalah orkhiektomi sebesar 31,1%, obat hormonal 182 (18%), prostatektomi radikal 89 (9%), radioterapi 63 (6%), dan sisanya adalah pemantauan aktif, kemoterapi dan kombinasi.
Modalitas diagnostik yang digunakan terutama biopsi 57.9%.
Faktor Risiko
Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang tampaknya
meningkatkan risiko terkena karsinoma prostat, termasuk:
a. Usia
Jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, namun insidensi meningkat dengan cepat pada usia di atasnya.
b. Ras
Kanker jenis ini lebih sering mempengaruhi orang-orang di
Afrika, di Amerika dan laki-laki Karibia.
Di Amerika Serikat, ras Afrika memiliki risiko lebih tinggi dari jenis kanker, dibandingkan orang Asia maupun Hispanik.
c. Diet dan gaya hidup
Diet tinggi lemak jenuh, daging merah, sedikit buah dan sedikit sayuran, rendah tomat, rendah ikan dan/atau rendah
kedelai meningkatkan risiko terkena kanker prostat.
Diet tinggi kalsium juga berhubungan dengan peningkatan risiko
kanker prostat.
Hubungan kanker prostat dengan obesitas masih kontroversial, namun obesitas berhubungan dengan
tingginya grading kanker prostat.
d. Sejarah keluarga
Memiliki anggota keluarga dengan karsinoma prostat meningkatkan risiko penyakit.
Seorang laki-laki yang memiliki ayah atau saudara laki-laki yang terdiagnosa kanker pada usia 50 tahun memiliki risiko 2 kali lipat lebih tinggi terkena karsinoma prostat.
Risiko meningkat menjadi tujuh sampai delapan kali lipat lebih tinggi pada laki-laki yang memiliki dua atau lebih keluarga yang menderita kanker prostat.
e. Mutasi Genetik
Berhubungan dengan mutasi BRCA 1 atau BRCA 2 dan Sindrom Lynch.
f. Merokok
Hubungan merokok dengan karsinoma prostat belum jelas.
Diagnosis
Kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala.
Kecurigaan akan meningkat dengan adanya gejala lain seperti nyeri tulang, fraktur patologis ataupun penekanan sumsum tulang.
Untuk itu, dianjurkan pemeriksaan PSA usia 50 tahun, sedangkan yang
mempunyai riwayat keluarga dianjurkan untuk pemeriksaan PSA lebih awal yaitu 40 tahun.
Pemeriksaan utama dalam menegakkan kanker prostat adalah anamnesis perjalanan penyakit, pemeriksaan colok dubur, PSA serum serta ultrasonografi transrektal/transabdominal.
Diagnosis pastididapatkan dari hasil biopsi prostat atau spesimen operasi berupa
adenokarsinoma.
Selain itu, pemeriksaan histopatologis akan
menentukan derajat dan penyebaran tumor.
Pengobatan
Pengobatan kanker prostat ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu grading tumor, staging, ko-morbiditas, preferensi penderita, usia
harapan hidup saat diagnosis.
Penentuan pengobatan kanker prostat sebaiknya dilakukan melalui diskusi tim multidisiplin dan setelah
berdiskusi dengan penderita dalam mempertimbangkan keuntungan dan efek samping yang dapat terjadi pada setiap pengobatan.
Mengingat data untuk menentukkan usia harapan hidup saat diagnosis belum ada di Indonesia, maka digunakan batasan usia sebagai salah satu parameter untuk menentukan pilihan terapi.