Hilirisasi Rudi

Sabtu 24-02-2024,04:00 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

INILAH contoh nyata: kesulitan tidak hanya dikeluhkan tapi harus diterobos. Sang penerobos datang dari Desa Sine –Anda pasti tahu di mana Sine: di pelosok Walikukun, lereng utara Gunung Lawu, nun di pedalaman Ngawi.

Nama beliau: Rudi Fachrudin. Umur 50 tahun. Anak petani. Ditinggal mati orang tua ketika masih kecil. Tidak pernah merasakan bangku kuliah. Setamat SMA Muhammadiyah II Ngawi ia langsung cari kerja di Jakarta: di perusahaan kayu.

Jakarta rusuh –1998. 

Perusahaan tutup. 

Rudi pulang ke Sine. Hanya ada singkong di Sine. Ia bikin keripik singkong. Keripik pedas. Ia punya kenalan orang Padang di Ngawi. Orang Padang itulah yang memasarkan keripiknya. Lancar. Selama 1,5 tahun. 

Tiba-tiba sahabatnya itu pulang ke Padang. Usaha keripiknya pun berhenti. ''Ternyata punya kemampuan produksi saja tidak cukup. Tanpa kemampuan marketing usaha tidak jalan,'' ujarnya.

Rudi pun ingin punya kemampuan marketing. Ia ke Surabaya. Cari kerja yang terkait marketing. Ia jualan alat-alat rumah tangga di perusahaan besar. Dalam dua tahun berhasil jadi penjual yang baik.

Datanglah Covid-19.

Rudi pulang ke Sine. Di Sine Rudi melihat begitu banyak tanah telantar. Milik desa. Ia tahu mengapa telantar: ditanami jagung dimakan kera; ditanami ubi dimakan babi. Desa itu memang di pinggir hutan jati.

Saat itu Rudi sudah sering mendengar kata porang: lagi populer saat itu. Ia menyebut nama orang yang memopulerkannya –Anda mungkin tidak tahu siapa nama orang itu.

Rudi pun menanam porang. Dua hektare. Harga jual porang lagi gila-gilaan: sampai Rp 8.000/kg basah. Petani lain pun ikut menanam di lahan sekitarnya. Total sekitar 30 petani yang ikut jejak Rudi.

Harga porang jatuh. Tinggal Rp 2.500/kg. Kalau toh sempat naik lagi hanya sampai Rp 3.000/kg. Harga tinggi tidak pernah datang lagi.

Banyak petani yang kapok menanam porang. Apalagi yang lahannya subur. Rugi besar.

Sejak awal sebenarnya sudah dibilang: jangan menanam porang di lahan subur; tanamlah porang di lahan gersang; sejelek-jelek harga porang masih lumayan –dibanding tidak ditanami apa-apa.

Rudi punya logika lebih jelas: kalau usaha porang jelek mengapa pabrik porang milik pengusaha besar bertambah besar.

''Hilirisasi''.

Porang pun seperti nikel: perlu hilirisasi. Porang memang tidak masuk program hilirisasi di debat capres, tapi masuk dalam pikiran orang Sine bernama Rudi.

''Hanya saja tidak ada modal''.

Hilirisasi apa pun perlu modal besar –bahkan modal asing.

Rudi tidak punya modal besar. Tapi tidak kehilangan akal. Ia menemukan hilirisasi porang gaya Sine: hilirisaai bertahap.

Rudi pun berdiskusi dengan teman spiritualnya: Ustad Mansur Shodiq. Dari Blitar. Alumnus pondok Gontor, Ponorogo. Juga alumni Yanbu-ul Quran, Kudus. 

Mereka mendirikan De Porang. Singkatan dari Dewan Porang Pesantren Indonesia. Itu di bawah APIK (Asosiasi Pesantren Indonesia Kreatif). Ustad Mansur yang jadi ketua. 

Di situ ada Koperasi Produsen Nasional Tani Santri Mandiri Indonesia.

Maka di Sine dibuat pabrik porang sederhana. Baru untuk tahap awal dari keseluruhan hilirisasi porang. Yakni masih sebatas pabrik pencuci, pembuat cip, pengering cip, dan pembuat tepung.

Petani porang Sine menyetorkan umbi ke pabrik itu. Di situlah dicuci, diiris-iris jadi cip, dikeringkan di oven, digilas jadi tepung. 

Tentu tepungnya belum bisa diolah jadi makanan: masih mengandung asam oksalat. Yakni zat yang membuat porang sangat gatal di mulut.

Tepung itu masih harus dikirim ke pabrik pemisah tepung: minta dipisahkan glukomanannya dengan oksalatnya. 

Setiap dua kilogram tepung porang menjadi satu kilogram glokomanan. Biasa juga disebut tepung konjak.

Tepung oksalatnya sendiri tidak dibuang. Masih bisa dijual: bisa jadi bahan baku banyak hal termasuk pabrik lem. 

Setelah memperoleh glukomanan Rudi melangkah lebih ke hilir lagi: menjadikan konjak porangnya sebagai makanan.

Sebagian dijual dalam bentuk beras porang. Sebagian lagi dijadikan mie porang. Lihatlah di marketplace. Ada produk mie porang merek Mie Porangku. Lengkap. Berbagai rasa.

Satu bungkus Rp 5000. Itulah mie porang produksi Rudi.

Berapa persen kandungan porangnya?

''Sampai 40 persen,'' ujar Rudi.

Tentu banyak orang tua yang tertolong. Terutama yang ingin menyelamatkan anak mereka dari gluten di terigu. Anak-anak tetap boleh kecanduan mie tanpa terlalu banyak mengonsumsi gluten.

Mie Porangku datang tepat waktu: di zaman marketplace jadi andalan umat manusia. Rudi tidak perlu investasi membangun jaringan distribusi. Penjualannya sepenuhnya online

Kini produsen mie tidak lagi harus di Jakarta atau Surabaya. Di Sine pun jadi.

Setelah setahun berjalan Rudi yakin di hilirisasi poranglah masa depannya: tiap bulan sudah bisa menjual 3000 bungkus. Penjualan pun terus meningkat. 

Perjalanan hilirisasi Rudi masih jauh. Ia belum punya pabrik mie. Ia masih maklun: bikin mie di pabrik mie milik orang lain.

Hilirisasi Rudi adalah hilirisasi mandiri. 

Pemerintah tidak harus membantu. Yang terpenting jangan mengganggu.(Dahlan Iskan)


Follow WA Channel Harian Disway--

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Edisi 23 Februari 2024: Setelah Putaran

Juve Zhang
Wartawan Vietnam . Thailand...Indonesia naik KA WHOOSH.....wartawan Indonesia :::;" Kami Anggota G20.....anda berdua masih miskin.....lihat WHOOSH....wus wus wus langsung sampai..........Wartawan Thailand dan Vietnam ....Kagum sekali.sama Indonesia.terus tanya ;;;pak Wartawan Indonesia..ijin Tanya Mengapa di berbagai kota....merata orang orang pada Antrian Panjang Di Kantor BULOG......Wartawan Indonesian....dengan percaya diri ;;;;""" Oh Itu Antrian Rakyat Indonesia Yg mau beli tiket Konser Musik Taylor Swift di Singapura.......semua pembelian Tiket yg harga VIP 4 SGD 515 atau Rp.5 juta an di koordinasi kan di Kantor Bulog.."""....Wartawan Thailand Dan Vietnam makin Kagum sama Rakyat Indonesia......:;::" panjang sekali antriannya emak emak semua ....sampai ada yg Pingsan kepanasan""".......wartawan Indonesia ::;;":: itulah Rakyat kami Demi lihat Taylor Swift di Singappura rela pingsan pun asal dapat beras"""...wartawan Thailand dan Vietnam::;:""Pingsan ....asal dapat beras?????....Jangan jangan beras dari negara kami....wkwkkwkwk....membagongkan kata wartawan Thailand dan Singapura.....

Liam Then
Dulu saya masuk regu Serigala waktu Pramuka di SMP. Rebahan sepertinya sudah jadi "way of life" sejak muda. Jadi saya tak iri, ketika lihat banyaknya kepangkatan yang dipunya oleh temen saya, itu menggambarkan skill kepramukaan yang sudah teruji, banyak banget tempelannya. Dulu pernah kepengen, tapi setelah tahu ada ujiannya saya mundur teratur, cukuplah satu kepala serigala, nempel di lengan baju. Ini yang paling ideal buat seseorang yang bangunnya sampai harus diperciki mukanya sama air dingin, oleh ibu yang mangkel karena dipanggil ,diguyu, tak bangun-bangun. Pernah ikut kegiatan Pramuka apa itu saya lupa ,jelajah / lintas alam, setiap regu dibekali peta, jadi tugasnya harus cari rute, disetiap titik rute ada tugas yang harus diselesaikan, ada rambu-rambu khusus yang harus diikuti. Barulah bisa sampai tujuan dengan sempurna secara nilai. Masalah Pilkada, ikuti saja sesuai rambu, sesuai rencana. Kapal jumbo di lautan, kalau dalam perjalanan mau sembarang geser arah, potong kompas, itu di haramkan. Jadi hitung-hitung latihan, kerjakan sesuai rencana dan jadwal. Jangan mau apa jadwal dan rencana yang dibuat susah payah, gara-gara mau cepat, mau ringkas, kemudian ditinggalkan diganti rencana baru. Di Republik kita inilah masalahnya, terlalu banyak rencana baru, swasembada pangan misalnya, masalahnya satu, rencana nya boleh anda cek, ganti trus tiap masa kepemimpinan. Tujuannya ada tapi diperjalanan, sering tak sesuai rute pasti peta. Ya susah. Cepat tak selalu bagus.

Gregorius Indiarto
"Rumahku adalah istanaku". Kalau rumah adalah istana, maka kepala keluarga adalah Raja. Weh,...dadine kurang cocok. Gubuk berasa istana, maksa, di cocok cocokin aja. # Melu Ndlalom.

Xiaomi A1
Mungkin Pilkada bisa dilaksanakan bulan juni, biar terjadi "Hujan Bulan Juni" seperti kata Pak Sapardi..

Handoko Luwanto
Di kampung sy sampai muncul ujaran "setengah putaran" :-) Paslon 02 menang stengah putaran. Gara-2 pas dihitung di depan para saksi & warga, gabungan suara paslon 01 & 03 gak sampai separuh suara paslon 02 :-) Bikin sy lunglai sbagai pendukung paslon 03. Tapi bsoknya sudah move-on.

Johannes Kitono
Wacana memajukan Pilkada kedepan mendapat sambutan hangat, khususnya di daerah. Tentu dari Caleg yang telah terpilih menjadi Legislatip, pra pelantikan. Hitungannya sederhana. Dengan modal sudah terpilih jadi Legislatip. Kenapa tidak maju lagi adu nasib di Pilkada. Kalau bisa menang tentu disyukuri dan kalah juga ga apa-apa. Toh legislatif sudah di tangan. Para pemodal juga lebih yakin dengan jagoaannya dan langsung kasih modal lagi. Hitung-hitung investasi. Bagi caleg gagal tentu mustahil berani ikut Pilkada lagi. Paling banter kumpulkan para pengikut dan nego sama peserta Pilkada. Hitung-Hitung kurangi kerugiannya saat ikut Pileg. Ironisnya, saat negara lain berlomba meningkatkan produktivitas,khususnya dibidang pangan. Kita di Indonesia, rakyat digiring berpesta di : Pilpres, Pileg dan memajukan Pilkada serentak.

Rizal Falih
Tidak ada kata ceperan dalam KBBI. Ceper menurut kamus KBBI: talam (piring) dari logam. Namun dalam pergaulan sehari-hari, kita semua, sering mendengar istilah ini. Ceperan yang dimaksud adalah penghasilan tambahan diluar gaji pokok dan tunjangan yang didapat dari pekerjaan diluar pekerjaan utama. Bisa dilakukan dengan memanfaatkan jabatan atau posisi yang dimiliki di suatu perusahaan ataupun instansi. Ada juga yang menyebut dengan istilah seseran. Berasal dari kata seser, menurut KBBI: alat untuk menangkap ikan seperti sauk-sauk yang dibuat dari anyaman bambu. Seseran, dalam pergaulan juga memiliki arti yang lebih kurang sama dengan ceperan. Misalnya, seorang bellboy di hotel berbintang 5. Dia sering mendapat ceperan berupa tip dari tamu hotel. Yang jika dikumpulkan lebih besar dari gaji dan bonusnya. Karena besarnya ceperan yang didapat, sampai tidak mau dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Tidak mau kehilangan penghasilan, dari ceperen tersebut. Kalau masyarakat kecil, dianggap ceperanya cuma dari para calon capers cawapres, calon legislatif, calon gubernur, dan calon bupati/walikota yang siklusnya hanya 5 tahun sekali, perlu berapa kali pemilu baru keliatan hasilnya. Ndaklah mereka punya banyak ceperan dari jalan yang lain. Ceperan yang halalan toyiban.

Liam Then
Hari Minggu, Along sedang santai, melinting tingwe. Tiba-tiba terdengar seruan Momoi dari dalam kamar. "Long , itu mesin cuci pindahkan ya, trus tandon air aku tak mau disitu, pagar halaman ada yang berkarat, sekalian juga tolong cabut rumput dibawahnya....!!" Mendengar semua itu, dahi Along mengkerut dikit, hilang sudah rasa damai proses melinting tingwe. Ia bangkit dari kursi, jalan ke arah kamar, kemudian berhenti di pintu kamar, pasang pose dramatis, seperti yang pernah dilihatnya disinetron, tangan kirinya pegang pinggiran kusen,tangan kanan cekak ke pinggang, Along coba pasang atur sinar pandangan mata, seperti tokoh sinetron itu,setelah set, sambil lihat Momoi, yang sedang sibuk melipat baju, Along berkata : "Moi, kamu harus ingat, motor biarpun BPKB nya atas nama kau, tidak bisa kau sembarang setir, nanti bisa cepat rusak" Momoi tertegun sejenak. "Oh gitu ya Long" "Iyalah Moi, makanya harus diservis" "Oh servisnya gimana Long" "Dicuci, dimandiin, digosok-gosok, busi karburator dicek tiup-tiup kemudian diganti olinya." "Oh gitu ya Long, perasaan kalo servis motor itu, ada ongkosnya" Mendengar itu, Along cepat turunkan cekak tangan di pinggang, tangannya yang dikusen, ndlosor turun pelan, kakinya balik kanan, sambil ngomong : "Eh aku lupa rapiin lintingan tingwe, bentar Moi. "Mau kemana Long, sini aku servis....!!!!""

Edyanto
@Jz jikalau anda hidup di desa di pulau Jawa khususnya Jawa Tengah terus ikut kontestan pilkades gak bagi angpao maka saya pastikan anda gak dapat suara. Calon tunggal saja gak bagi angpao gatot kok. masak info kek gini belum ngerti, dengar...... jadi nangis nangis ajalah

Wilwa
@Agus. Apalah arti sebuah nama. Istana vs Kraton. President vs King/Queen. Tapi istilah President pertama kali dipopulerkan oleh founding fathers USA. Sebuah istilah untuk menggantikan istilah King/Queen. Yang satu memimpin United States dan yang lain memimpin United Kingdoms. Bedanya hanya yang satu dipilih langsung oleh rakyat dan yang lain turun temurun. Yang satu demokrasi dan yang lain monarki.

Lagarenze 1301
Pagi ini saya melakukan pencarian untuk tahu apa arti majas. Disebutkan, majas adalah alat retotika yang digunakan dalam bahasa untuk memberikan daya tarik atau efek tertentu. Yang sering disebut di medsos: sarkas. Mungkin yang dimaksud sarkasme. Mengandung olok-olok dan sindiran pedas dengan menggunakan kata-kata kasar, dengan terang-terangan. Ada majas lain yang lebih halus dari sarkasme. Ironi. Menggunakan kalimat sindirian yang bertentangan dengan maksud sebenarnya. Menyampaikan pesan sebaliknya dari apa yang tertulis. Dengan membaca CHD dan komen-komennya kita bisa tahu yang mana sarkasme mana yang ironi. Jangan-jangan tulisan Pak Dis hari ini sesungguhnya bermajas ironi. Dan, juga komen ini.

Riza Choironi
Tulisan hari ini terasa pendek, singkat dan padat. Pendek karena membacanya gk perlu mikir. Singkat karena to the point. Padat karena isinya cuma satu: suudzon. Suudzon kepada rakyat: mereka suka menyogok (untuk jabatan) dan disogok (untuk memilih. Istighfar, Pak Dis!

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
RUNDOWN ACARA PESTA DEMOKRASI.. 1). Y-2: Para penyelenggara sibuk mempersiapkan pesta. 2). D-1: Para KPPS. Pasang tenda. Siapkan surat suara. Kotak suara dll. 3). D Day: Coblosan. Itung-itungan. 4). D Day sampai D + 30: A). Quick count. B). Para Ketum main simulasi nama Menteri dan Kepala Lembaga setingkat Menteri. Dll. 4). D+ 30: A). Pengumuman real count. B). Pengumuman pemenang. C). Para Ketum diskusi dan nego apa saja di koalisi. D). Para Korea mempelajari naskah skenario "drakor" sesuai peran masing-masing. E). Para Korea siap main "real drakor" sesuai keinginan masing-masing. ### Para jurnalis: pesta berita.. Apalagi kalau banyak drama..

Pryadi
Substansi tulisan bagus. Tapi ini: "Rakyat pasti setuju Pilkada serentak maju ke September. Uang ceperan dari Pilpres dan Pileg sudah habis." Inilah 'pola pikir' orang yg 'nggragas', saham (mantan) karyawannya sendiri pun 'dibadhog'. Orang seperti ini tidak bisa berempati terhadap 'liyan', bahkan juga karyawannya sendiri. Yang penting 'cuan', bisa makan yg dimaui sepuasnya. Maklum, rupanya dulu sering 'kaliren.' Ya kan, Lan? Semoga husnul khatimah. Salam. Rahayu.

Otong Sutisna
Abah ngeledek rakyat kecil, bahwa kami itu bisa di sogok..... !!!! Maaf ya bah..... sorry Yee...kita punya harga diri, gak mempan sogok - sogokan. Pemilu kemarin juga kita lempar/buang amplopnya, tapi gambar Sukarno Hatta, kita rawat, karena kita cinta pahlawan.... Sanyang ya.... anggota DPR kita kurang pintar, maaf.....itu kata Abah, bukan saya.....

Em Ha
Prinsipnya kasih kenyang rakyat biar diam. Kasih jabatan yang suka koar koar, langsung diam. 10 tahun ini kita sudah nikmati begitu diamnya PDIP. Sebaliknya begitu berisiknya Demokrat. Sekarang keduanya bertukar peran.

Lagarenze 1301
Gila. Taylor Swift akan manggung selama 6 hari dalam konser yang bertajuk The Eras Tour. Di Singapura. Dan hanya di Singapura. Singapore Tourism Board mengambil langkah gila untuk memblok konser Taylor Swift di Asia Tenggara hanya digelar di Singapura. Tidak di Indonesia, Thailand, atau Malaysia. Mereka menggelontorkan dana jutaan dolar untuk kontrak eksklusif tersebut. Duit pemerintah. Thailand pun meradang dan menuding Singapura licik. Singapura tak bergeming. Taylor Swift yang semula hanya akan konser tiga hari, 2, 3, dan 4 Maret, nambah tiga hari lagi: 7, 8, 9 Maret. Negara lain silakan protes. Konser tetap berjalan, bahkan tiket sudah ludes terjual. Penontonnya, tentu saja tidak hanya orang Singapura. Orang-orang dari Indonesia dan negara sekitar berduyun-duyun datang. Hal yang sama terjadi pada konser Coldplay. Di Indonesia hanya sehari, Singapura tambah jadi enam hari. Penonton dari Indonesia dan dari negara lain akhirnya tersedot ke sana juga untuk melihat si guru senam Chris Martin. Hotel penuh. Kuliner sesak. Pariwisata meledak. Dan akan berefek nyata dalam perekonomian Singapura. Pengeluaran jutaan dolar tak bikin boncos. Malah cuan. Gila.*

Kang Sabarikhlas
"...Jangankan September, kalau perlu minggu depan, bisa untuk sangu Ramadhan"..... Wow!...itu catatan Abah di alinea terakhir... Abah kok tahu pikiran saya ya?...mungkin juga Abah itu sakti mandrakarno.... Anu, dimana ya rumahnya Abah..eh anu rumahnya Gus Anu yang bagi² duit itu...apa masih ada ya?.. kasihan saya, lebaran ndak punya mobil.... duh, nasib wong kismin kok di-cawe² & di-enyek² selalu always. teganya...teganya...teganya....

thamrindahlan
Selamat Jum'at nan penuh keberkahan. Setelah Putaran. Ibarat putaran Tong Syetan maka prosesi pemilu 2024 berputar putar sangat cepat. Aneh belum ada berita si pengendara motor terjatuh. Padahal berkendara di area super miring itu berresiko terpental. Begitulah rumus fisika bahwa semakin cepat bergerak semakin aman pula pekerjaan. Alasan logis Abah patut dicerna dengan pemikiran agar negeri ini terutama penguasa bisa kosentrasi kerja kerja kerja. Sementara rakyat juga sudah mulai jenuh menyaksikan perseteruan 3 paslon yang belum tentu berujung aman / damai. Kini muncul prakarsa Hak Angket di DPR dari Ganjar Pranowo sebagai presentasi PDIP. Entah bagaimana kelanjutan kita tunggu saja. Memajukan pemilihan kepala daerah 37 Propinsi dan 508 Kabupaten/Kota bukan pekerjaan mudah. Masalahnya pilkada ini untuk pertama kali dilaksanakan secara serentak. Tidak bisa dibayangkan bagaiman sibuknya KPUD. Juga Lembaga Survey menerima order quick count. Sementara itu susunan kabinert bayangan sudah masuk ke beranda WAG. Waduh repot ya. Ya sudahlah back to your own job Kosentarsi mengurus keluarga, mencri nafkah halal dan perbanyak silaturahim agar hidup dan kehidupan bahagia sejahtera. Abaikan saja politik penuh intrik. Toh seperti ujanr Pak Mario, siapapun Presiden kita tetap dalam posisi perusuh. Perusuh memiliki hiburan harian menyampaikan komentar guna melampiaskan isi hati nan tidak bisa tersalurkan di WAG beragam pendapat. Salamsalaman Salamsalama

Jokosp Sp
Di antara hiruk-pikuk, hingar bingarnya pesta demokrasi jelas bagi rakyat kismin ada yang paling diharap, yaitu serbuan amplop Siekarno-Hatta. Sangat diharap kemarin bisa dua putaran. Ada info satu tps harus ada pencoblosan ulang saja mereka senang bukan main, artinya akan ada amplop beredar lagi. Mau minggu besok atau bulan depan ada pemilihan gubernur atau bupati rakyat kecil siap saja mencucuk. Tiap bulan ndak papa pesta demokrasinya. Lumayan bisa bantu beli beras, lumayan beli minyak goreng, lumayan beli gula, lumayan beli gas melon yang harus antri tiap minggu dan harus foto copy ktp. Mending kan, penduduk resmi saja masih diragukan kependudukannya. Harus sesusah itukah beli gas melon?. Mending kan demokrasi kita, lumayan kata si kismin.

Masim Sugianto
Kalimat ini : "Rakyat pasti setuju Pilkada serentak maju ke September..." dan kalimat selanjutnya adalah kalimat yang tidak pantas disampaikan oleh sekaliber pak DI. Meskipun beralasan bahwa itu gaya bahasa, namun hal itu menunjukkan tingkat pemahaman pak DI dalam memahami kondisi. Apakah yakin bahwa rakyat pasti setuju? Berapa persen dan data statistiknya dari mana? Apakah hanya pembenaran saja? Model-model gebyah uyah dan generalisasi seperti ini yang berbahaya jika dipelihara, seolah-olah rakyat memang sengaja dibuat seperti itu. Andaikanpun ada beberapa kasus dimana model seperti ini ada, namun itu bukan jadi pembenaran dan generalisasi. Tidak bisa tindakan tercela itu dibenarkan atas alasan ekonomi dan bisnis semata. Apakah pilkada serentak dimajukan dijamin menyelesaikan masalah? Tidak juga. Terlalu lama dilingkup kekuasaan atau di lingkup pergaulan bisa membuat mindset tercemar. Sama seperti prinsip lama, "Gaul dengan tukang kambing akan bau kambing, gaul dengan orang di pasar akan bau pasar..."

Fiona Handoko
selamat pagi bp faiz, bp mza. dunia perdagangan di semarang tetap lesu. seperti sebelum pemilu. uang sawerannya, jika benar ada. entah terbang ke mana. apakah ke kamboja? atau ke china? (notes : negara yg memfasilitasi judi online)

Johannes Kitono
Juragan disway ini tipe CEO yang maunya serba cepat. Mintanya baru hari ini tapi targetnya kemarin sudah harus selesai. Dari segi efisiensi pemerintahan memang bagus. Tapi dari segi politik dan budget pasti banyak hambatan. Kalau Pilkada serentak dimajukan supaya bisa dilantik oleh Presiden Jokowi. Kesannya tidak baik. Presiden Jokowi akan jadi sasaran tembak, dituduh gila kuasa. Terutama oleh para pendukung Paslon 03 yang kalah. Ada kesan mau merubah aturan main yang sudah disepakati. Permainan Sepak Bola yang 90 menit jangan mendadak dirubah jadi 60 menit. Pencinta Sepak Bola pasti marah dan pelatih pasti bingung atur strateginya. Biarkanlah Presiden Jokowi lengser dengan damai. Dan Presiden Terpilih punya banyak waktu menyusun Kabinetnya.Untuk memenuhi janji kampanyenya, seperti makan siang gratis. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Dasar Goblik
*Keenam..Berani tolak terang2an politik uang yang tidak pantas atau murah.Misalnya cuma gocap.Kayak di daerah saya.

Handoko Luwanto
Kak L-1301 ini bisa jadi Cyborg, kak :-) Trus tersesat dari masa depan, gara-2 time-machine nya ngadat :-) Ngadat karna kurang air pendingin & waktunya ganti oli :-) Mungkin Madison-2 bisa japri/dm ke L-1301, nanya apa sudah ditemukan tempat belajar materi matematika sd-sma :-)

Lagarenze 1301
Santai sejenak. Pesawat yang penumpangnya semua politisi jatuh di kawasan pertanian. Seorang petani melihat kejadian itu. Beberapa waktu kemudian, polisi tiba. Mereka heran karena tak ada satu pun penumpang yang terlihat. Hanya ada reruntuhan pesawat dan gundukan tanah. Petani itu ditanyai apa yang terjadi. "Saya sudah mengubur semuanya," kata petani. "Hah? Apakah mereka semua mati?" "Beberapa dari mereka berteriak, 'saya masih hidup'. Tapi, saya tidak bisa mempercayai mereka. Anda tahulah bagaimana kebiasaan para politisi."

Lagarenze 1301
Apa yang ditulis Pak Dis hari ini selaras dengan hasil riset yang pernah diungkapkan oleh KPK. Yakni, 72 persen pemilih pada Pemilu 2019 menerima politik uang. Menurut saya, angka 72 persen itu tidak akan jauh berbeda dalam Pemilu 2024 ini. Mungkin turun, tapi tidak banyak. Atau malah naik. Kalau diperinci lagi, menurut riset DEEP Indonesia itu, dari 72 persen yang menerima politik uang, sebanyak 82 persen adalah perempuan. Dan, dari pemilih perempuan itu, sebanyak 60 persen berusia 36 sampai 50 tahun. Dari riset tersebut itu pula, pemilih dikelompokkan dalam lima tipe. *Pertama: pemilih yang menikmati politik uang. *Kedua: pemilih yang menolak, tetapi menerima uangnya. *Ketiga: pemilih yang menolak dan menghindari politik uang, tetapi tidak mau melaporkan. *Keempat: pemilih yang menolak dan melaporkan politik uang. *Kelima: pemilih yang menyaksikan dan berani melaporkan tindak korupsi politik uang. Kita termasuk tipe yang mana?

Edyanto
Kata Cak Lontong "Raksah kakean cangkem" Rakyat jelantah ngiler Bansos Rakyat Menengah matanya melototi subsidi bbm. Rakyat kaya ngadali pajak kurang lengkap apalagi? udahlah nangis nangis aja. Kata Ahok " taik" Kata Gerung " bangsat" salam salaman podo ndoboze

Fiona Handoko
selamat pagi bp thamrin, bung mirza, bp agus, bp gianto, bp jo dan teman2 rusuhwan. mengutip pernyataan bp jkw. "beliau ini ketum demokrat. beliau juga alumni akmil. juga pernah mengenyam pendidikan di nanyang univ, harvard univ dan webster univ." jadi memang mas ahy punya kompetensi dan kemampuan untuk menjadi seorang menteri. karena secara teknis, latar belakang keilmuannya bisa dipertanggungjawabkan. namun mas ahy bisa menjadi menteri. selain alasan teknis, tentu ada alasan non teknisnya. naah, untuk mengisi jabatan tertentu di anuland. tidak jarang pertimbangan faktor non teknis lebih mendominasi. bicara tentang lulusan luar negeri. dari kampus ternama. bahkan sd level prof. orang anuland itu banyak sekali. turah turah nek jarene bpk prof rusuhwan saka malang. tapi sayangnya, mereka tidak punya faktor non teknis yg dibutuhkan untuk bisa mengamalkan ilmunya di tanah air. marilah kita rusuhwan rusuhwaty tidak henti berharap. agar di masa depan. tanah air bisa menjadi tempat bagi putra putrinya yg terbaik untuk mengabdi. menjadikan anuland negara maju dan sejahtera. tanpa memandang faktor2 non teknis seperti sangune piro, siapa bapak e, siapa paman e.

Udin Salemo
#everyday_berpantun Rumah Kang Anang ada di Parakan/ Istrinya geulis rajin jualan kue bolu/ Untuk menang segala cara dilakukan/ Bromocorah memang tak ada malu/ Heroik perjuangan Tuanku Tambusai/ Beliau lahir di tepian Sungai Sosah/ Pemenang ada sebelum pemilu usai/ Itulah demokrasi di negeri pak lurah/ Pabrik polyester bernama Indorama/ Kerja disana kalau sudah dewasa/ Pengusaha sejati itu ikuti irama/ Siapapun presiden nan berkuasa/ ---------------------------------------------------------- tabang randah siramo-ramo/ inggok tanang di dahan kayu/ alah lamo kito basamo-samo/ kini bak cando urang ndak tau/ angkuik padi ka subarang/ dibaok ka rumah Uda Malin/ dima hati indak ka gamang/ inyo alah bajadi jo urang lain/

tiviboxsaya android
Mengapa tulisan diatas diberi judul "Setelah Putaran" ? Saya pikir pasti ada penyebabnya. Abah DI pernah mengajarkan bahwa tulisan yang menarik itu dimulai dari pemilihan judul. Buatlah judul yang membuat orang penasaran sehingga tertarik untuk membaca isinya. Dan, ternyata benar. Andai tulisan di atas diberi judul "Satu Putaran" orang akan dapat menerka apa isi tulisannya. Lagi pula kita sudah terlalu sering mendengar kalimat itu akhir-akhir ini. Jadi,....sesederhana itu ternyata.

Xiaomi A1
Menurut penelitian, ternyata tingkat pendidikan yg paling cocok untuk menjadi anggota dewan adalah D-1. (dewan=d-one)

Kategori :